Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Nama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa santer masuk menjadi bakal cawapres yang diwacanakan pendamping Anies Baswedan dalam Pilpres 2024.
Khofifah dikaitkan karena menjadi perwakilan muslimat perempuan Nahdlatul Ulama (NU) sekaligus orang nomor 1 di Jawa Timur yang menjadi salah satu dari sedikit basis suara menentukan pada setiap gelaran Pemilu, termasuk Pemilu 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kendati demikian, Khofifah enggan berkomentar mengenai peluangnya. Meskipun begitu, menurut Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga Hotman Siahaan mengatakan peluang bagi Khofifah agak sulit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hal tersebut disebabkan Ketua PBNU Yahya Cholil Staquf yang kurang mendukung Khofifah untuk maju. Hal itu ditambah Partai Kebangkinan Bangsa yang secara historis dekat dengan NU, lebih mengusung Muhaimin Iskandar sebagai capres atau cawapres.
Di samping itu, Khofifah juga pernah mengatakan bahwa dirinya masih ingin tetap di Jawa Timur. Lantas, bagaimana profil dan sepak terjang Khofifah selama ini?
Profil Khofifah Indar Parawansa
Khofifah Indar Parawansa lahir di Surabaya pada 19 Mei 1965. Ketertarikan dirinya pada politik dapat dilihat dari pendidikan yang ia tempuh, yakni mengambil dua gelar sarjana sekaligus di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga dan Ilmu Komunikasi dan Dakwah Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Surabaya.
Tidak hanya sarjana, dirinya melanjutkan magister di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia pada 1993 sampai 1997. Selepas lulus, ia langsung terjun ke dunia politik dengan bergabung bersama Partai Persatuan Pembangunan (PPP) saat dirinya masih berusia 27 tahun.
Dirinya juga sempat mencicipi kursi DPR RI pada masa jabatan 1992 sampai 1997 dan sempat terpilih kembali meskipun terganjal karena saat itu terjadi reformasi.
Selepas Pemilihan Umum (Pemilu) pertama reformasi pada 1999, ia memutuskan hijrah ke Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Berkat keuletannya dirinya kembali menjadi anggota DPR, tetapi tidak berselang lama karena dirinya diangkat menjadi Menteri Pemberdayaan ke-5 dalam Kabinet Persatuan Nasional pimpinan Abdurrahman Wahid.
Pada masa kepresidenan Megawati Soekarnoputri, dirinya tidak masuk dalam lingkar pemerintahan. Ia kemudian lebih aktif dalam kegiatan sosial dan menjabat Ketua Umum Pengurus Pusat sayap perempuan (Muslimat) NU.
Belasan tahun kemudian, Khofifah Indar Parawansa kembali masuk ke lingkaran pemerintahan dengan menjabat Menteri Sosial di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Namun, kariernya kemudian berhenti karena dirinya berpartisipasi dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) pada 2018 yang kemudian terpilih menjadi Gubernur Jawa Timur periode 2018-2023.
TIM TEMPO
Pilihan editor : Menggadang-gadang Bakal Cawapres: Dari Cak Imin, AHY hingga Mahfud MD