Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
MASJID Miftahul Ula di pojok tikungan curam Dusun Selopanggung, Semen, Kediri, Jumat malam pekan lalu. Salat tarawih baru saja usai. Seratusan warga khusyuk melakukan tahlilan, dipimpin Fajri, imam masjid. Mereka berdoa untuk persiapan pembongkaran pusara Tan Malaka—pahlawan nasional bernama asli Sutan Ibrahim. Datuk asal Pandan Gadam, Payakumbuh, Sumatera Barat, itu pernah singgah di Selopanggung sebagai tawanan tentara RI. Di tempat itu ia diduga kuat ditembak mati. ”Izinkan saya membongkar makam itu,” kata Zulfikar Khamarudin, keponakan tokoh sosialis itu. Zul anak ketiga Kamarudin Rasyad, adik kandung Tan.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo