Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

"Kail" Diberikan Untuk Siswa

Mulai tahun ajaran 1983/1984, ppsp (proyek perintis sekolah pembangunan, akan diintegrasikan dengan sekolah umum biasa.(pdk)

27 November 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TERSEBAR kabar burung di Malang bahwa Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) tahun depan akan habis riwayatnya. "Itu sama sekali tidak benar," kata Drs. Masrani, Kepala SMA PPSP Malang. Tapi mulai tahun ajaran 1983/84 PPSP perlahan-lahan akan diintegrasikan dengan sekolah umum biasa. Ini diutarakan dalam Rapat Koordinasi PPSP seluruh Indonesia, di Jakarta pekan lalu. "Dan PPSP, yang kinr dikelola BP3K, akan dikembalikan tahun 1986 pada Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, seperti sekolah biasa yang lain," tutur Prof. Dr. Conny Semiawan, Kepala Pusat Pembinaan Kurikulum BP3K (Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan). PPSP atau sekolah laboratorium dikelola oleh IKIP di delapan kota besar sejak 1971. PPSP merupakan sekolah terpadu, dari SD sampai SMA -- suatu eksperimen. Sebagian besar pelajaran diberikan tidak dengan cara tatap muka guru-murid, tapi lewat modul. Dan jenjang pendidikannya dari SD sampai SMA ialah 5-3-3, lebih menghemat setahun dibanding pendidikan biasa yang 6-3-3. Selain itu di PPSP berlaku sistem belajar tuntas. Sebelum pindah ke pelajaran lebih lanjut, siswa diharuskan menguasai pelajaran sebelumnya. Prakteknya, bagi murid yang lambat belajar ada program perbaikan. Dan ada sistem yang disebut maju-berkelanjutan. Maksudnya, siswa yang memang cepat belajar diberi kesempatan menyelesaikan ujian atau evaluasi belajar tingkat akhir lebih cepat pula. Sejak 1980 pihak BP3K mengadakan evaluasi di delapan PPSP (Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Padang dan Ujungpandang). Dalam Rapat Koordinasi terakhir khususnya hasil evaluasi 1980-81 dibicarakan dengan kemungkinan sistem dan metode yang baik dari PPSP diterapkan di sekolah biasa di seluruh Indonesia. Dengan membanding 24 SD, 24 SMP dan 24 SMA di lingkungan wilayah yang ada PPSP-nya, evaluasi itu dilakukan. Menurut Conny Semiawan, sistem SD 5 tahun ternyata bisa menyerap program pelajaran SD biasa yang 6 tahun. Kemudian diketahui, bahwa di tingkat SD, PPSP unggul dalam pelajaran Bahasa Indonesia dan IPA. Di tingkat SMP, PPSP lebih jago dalam Bahasa Indonesia, IPA dan PMP. Pada tingkat SMA IPS, PPSP lebih pintar dalam Bahasa Indonesia, Geografi, PMP, Bahasa Ing gris dan Sejarah. Sedangkan di tingkat SMA IPA, sekolah eksperimen ini unggul dalam Bahasa Indonesia, PMP dan Matematika. Tidak berarti mutu PPSP rendah di bidang pelajaran yang lain. Dibanding rata-rata sekolah di lingkungannya, tetap PPSP yang terbaik. Padahal 24 sekolah biasa yang dipilih sebagai perbandingan tadi sudah dikenal unggul. Dengan sistem belajar tuntas dan maju berkelanjuun, di PPSP itu sendiri tidak begitu merlonjol perbedaan antara murid yan bodoh dan yang pandai. Yang ada ialah "murid yang lambat belajar dan yang cepat belajar," kata Masrani dari PPSP Malang itu. Hal yang menarik lagi dari hasil evaluasi itu ialah ternyata siswa PPSP di semua tingkat lebih menonjol dalam pelajaran Bahasa Indonesianya. Mungkin karena penggunaan modul, siswa harus rajin membaca dan memahami apa yang dibacanya. Juga ada dorongan agar siswa mencari referensi dari buku-buku yang tersedia di perpustakaan, untuk mempelajarinya sendiri, tutur Drs. Sidharta M. Doeriat, Direktur PPSP Bandung. Dan kebiasaan mencari referensi sendiri ternyata sangat bermanfaat. "Itu seperti memberi kail untuk mencari ikan jadi bukannya ikan yang diberikan kepada anak didik," kata Drs. Santoso Murwani, Pimpinan Proyek PPSP Jakarta. Dan dari IPB, yang banyak menampung lulusan PPSP Jakarta, diperoleh catatan: Pada bulan-bulan pertama mahasiswa lulusan PPSP tampaknya ketinggalan dibanding teman mereka dari SMA biasa. Tapi kemudian, anak-anak lulusan PPSP itu melaju dengan cepat, meninggalkan mereka yang dari SMA biasa. Sistem maju berkelanjutan sudah terbukti memberi kesempatan kepada siswa yang memang cepat belajar untuk menyelesaikan sekolah lebih cepat pula. Sudah ada misalnya, siswa berhasil menyelesaikan pendidikan di PPSP dalam tempo 5-2«-2«, atau lebih cepat setahun daripada jadwal PPSP, atau lebih cepat dua tahun daripada jadwal sekolah biasa. Namun kini masih kabur tentang bagaimana PPSP akan diintegrasikan dengan sekolah biasa. Mulai tahun pelajaran 1983/84 memang sistem PPSP dan Kurikulum 1975 (yang digunakan kini di sekolah biasa) akan dipadukan sedikit demi sedikit Dan tahun 1986 diharapkan sistem nasional dari kedua jalur itu sudah ditemukan hingga tak perlu lagi ada PPSP.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus