Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Partai NasDem mengemukakan sejumlah kejanggalan terkait temuan surat suara tercoblos di Malaysia. Ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) NasDem Willy Aditya, mengimbau semua berhati-hati dengan skenario kotor dari kasus surat suara di Selangor, Malaysia, itu. "Sebab, kuat diduga ada yang main api untuk membakar rumah sendiri," ucap Willy melalui pesan teks, Jumat, 12 April 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berita terkait: Surat Suara Tercoblos, KPU Lakukan Investigasi ke Malaysia
Ketua Sekber Pemenangan Prabowo-Sandi, Witolmus Nulangi mengaku telah menemukan ratusan karung surat suara tercoblos di Selangor, Kamis, 11/4. “Penemuan surat suara ini berasal dari informasi masyarakat dan relawan,” kata dia, di Bandar Baru Bangi, Selangor, Kamis, 11/04.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Willy membeberkan 10 poin analisis soal peristiwa temuan surat suara tercoblos itu:
1. Pemungutan suara di Malaysia menggunakan tiga metode pemberian suara a. Pemberian suara di TPS b. Pemberian suara dengan Kotak Suara Keliling dan c. Pemberian suara via amplop.
2. Video yang viral soal suara yang tercoblos jika diamati sepintas adalah surat suara yang akan dikirim dengan pos.
3. Ada keganjilan dalam video tersebut yaitu amplop yang ada belum terkirim tetapi sudah dicoblos. Logikanya jika amplop sampai ke tangan penerima tentu akan muncul persoalan.
4. Keganjilan lain adalah bagaimana mungkin surat suara dalam pengawasan PPLN, Panwas Luar Negeri, dan pihak keamanan di Kedubes bisa keluar dalam jumlah cukup besar ke sebuah ruko kosong ke wilayah yurisdiksi di luar kedutaan Indonesia.
5. Keganjilan berikutnya adalah ruko kosong itu ditemukan seseorang lalu diviralkan.
6. Maka sangat mungkin kejadian di Malaysia ini sarat dengan kepentingan politik untuk mendelegitimasi Pemilu dan pihak penyelenggara Pemilu oleh pihak-pihak yang takut kalah dengan menyebut bahwa Pemilu curang dsb. Fakta ini beriringan dengan fakta di berbagai survei menjelang 17 April kubu Prabowo Sandi telah kalah oleh Jokowi Makruf Amin.
7. Karena itu NasDem mendorong pihak Bawaslu Republik Indonesia dan Kepolisian RI untuk mengusut tuntas kasus ini apakah ini fakta atau rekayasa politik untuk mendelegitimasi Pemilu.
8. NasDem mendorong dibukanya secara terang benderang kasus ini di hadapan hukum untuk memastikan Pemilu berjalan dengan luber dan jurdil.
9. NasDem sepakat jika kasus ini belum tuntas pemungutan suara di Malaysia sebaiknya ditunda.
10. Jika fakta ini adalah sebuah pidana Pemilu, maka NasDem mendorong utk mengusut semua pihak tanpa kecuali dan bertanggung jawab di depan hukum.