Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Terdapat 11 naskah esai dalam format braille yang siap diperlombakan dan dinilai pada lomba menulis esai Braille Ongkyo Foundation 2019 berhadiah Rp 10 juta. Kesebelas naskah tersebut terbagi dalam dua kelompok, yaitu 5 naskah dari kelompok A (remaja) dan 6 naskah dari kelompok B (dewasa). “Dari 11 naskah tersebut akan dipilih masing masing satu dari kelompok A dan kelompok B untuk diperlombakan pada lomba menulis esai Braille Ongkyo Foundation Asia Pasifik tahun 2019,” ujar ketua II, Dewan Pengurus Pusat Persatuan Tunanetra Indonesia, Mahreta Maha, saat dihubungi, Senin 17 Juni 2019.
Baca: Mesin Ketik Perkins, Alat Pembuat Huruf Braille
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kriteria pemenang lomba menulis akan terbagi menjadi tiga bagian yaitu mengenai tema yang diajukan, penyajian tulisan serta gagasan yang diambil. Setiap naskah akan memiliki nilai dengan rentang nilai 100 - 500. Dalam perlombaan kali ini, terdapat tiga tema yang diajukan panitia lomba penulisan esai Braille Ongkyo 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Yaitu mengatasi tantangan tantangan sebagai tunanetra dan peran tunanetra dalam berkontribusi dalam masyarakat, pentingnya penggunaan huruf braile pada era teknologi saat ini dan bagaimana musik membentuk hidupku dan mengubah cara pandang masyarakat terhadap tunanetra,” ujar Hubungan Masyarakat DPP Pertuni, Hadianti Ramadhani.
Baca: Hari Braille Internasional, Apa Saja Halangan Pengguna Braille
Esai tersebut ditulis dalam format braille sebanyak 800 hingga 1000 kata. Naskah merupakan hasil karya sendiri, bukan jiplakan dan belum pernah dipublikasikan di media manapun. Salah satu naskah yang terpilih nanti, akan diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan diperlombakan pada Lomba Essay Braille Ongkyo 2019 tingkat Asia Pasifik.