Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

3 Hasil Survei Panaskan Pertarungan Eri Cahyadi dan Machfud Arifin di Pilkada

Persaingan Eri Cahyadi dan Armuji dengan nomor urut 01 serta pasangan nomor urut 02 Machfud Arifin dan Mujiaman makin memanas

5 November 2020 | 14.39 WIB

ilustrasi pilkada
Perbesar
ilustrasi pilkada

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Tinggal sekitar sebulan lagi Pilkada Surabaya digelar pada 9 Desember 2020. Pilkada ini melibatkan dua kandidat yaitu Eri Cahyadi dan Armuji dengan nomor urut 01 serta pasangan nomor urut 02 Machfud Arifin dan Mujiaman. Persaingan kedua kandidat makin panas dengan hadirnya hasil survei sejumlah lembaga survei baik yang ada di tingkat lokal maupun nasional. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ada dua lembaga survei yakni Populi Center dan Pusat Demokrasi dan Hak Asasi Manusia (PusdeHAM) yang mencatat keunggulan Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya Nomor Urut 01, Eri Cahyadi-Armuji. Populi Center menyebut selisihnya hanya terpaut 3,3 persen, sedangkan PusdeHAM 6,5 persen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sementara Poltracking Indonesia merilis hasil survei pada Senin ini mencatat keunggulan Paslon Nomor Urut 02 Machfud Arifin dan Mujiaman dengan selisih cukup jauh yakni 17,6 persen.

Populi Center melakukan survei mulal 6 hingga 13 Oktober 2020 dengan 800 responden yang dipilih secara acak bertingkat (multistage random sampling). Adapun Margin of error pada survei kali ini sebesar 4,0 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Hasil survei tersebut menunjukkan adanya keterbelahan preferensi politik warga Surabaya terhadap para calon menjadi tiga profesi, yaitu birokrat, akademisi dan politisi. Statistik yang tercatat dari jajak pendapat terhadap 800 responden warga Surabaya ini, memperlihatkan adanya 21,2 persen warga Kota Pahlawan menginginkan pemimpinnya dari kalangan birokrat.

Sementara, dari kalangan akademisi diinginkan 13,2 persen responden dan 12,8 persen lainnya menghendaki wali kota dan wakil wali kota dari kalangan politisi. Dari gambaran survei, memang pasangan birokrat dan politisi memiliki sebuah nilai persentase yang cukup kuat.

"Masyarakat menghendaki Wali Kota Surabaya, yang memiliki latar belakang profesi dan visi misi," kata Peneliti Populi Center Jefri Adriansyah saat merilis hasil survei pilkada di Surabaya akhir Oktober lalu.

Hal sama juga dikatakan Peneliti Populi Center Hartanto Rosojati. Ia merinci sejumlah temuan dari hasil survei tersebut yakni pertama, Machfud Arifin merupakan nama yang paling banyak dikenal dengan persentase 74,0 persen, diikuti oleh Eri Cahyadi dengan 68,8 persen, Armuji dengan 55,0 persen dan Mujiaman Sukirno 50,2 persen.

Kedua, nama Eri Cahyadi unggul untuk kategori akseptabilitas sebagai sosok yang mampu membawa perbaikan, sosok yang disukai, sering muncul di media sosial, paling memahami persoalan di Kota Surabaya, dan dinilai paling mampu menangani COVID-19.

Ketiga, dari sisi elektabilitas pasangan calon, Eri Cahyadi-Armuji merupakan pasangan yang paling dipilih menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya periode mendatang dengan 41,0 persen, mengungguli pasangan Machfud Arifin-Mujiaman Sukirno dengan persentase 37,7 persen. Adapun yang tidak menjawab 21,3 persen.

Sementara itu, dari hasil jajak pendapat yang dilakukan oleh lembaga survei PusdeHAM pada 1.000 responden di Surabaya pada awal Oktober 2020 menunjukkan keunggulan keterpilihan Eri-Armuji yang mencapai 6,5 persen, dibanding lawannya pasangan Machfud-Mujiaman.

Menurut peneliti PusdeHAM Andik, hal ini dikarenakan faktor figur mentor atau patron dan profesi masing-masing serta mesin politik di belakangnya. Ia mengatakan ada tiga faktor utama yang mendulang keunggulan Eri-Armudji yakni karena faktor Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, sosok Eri Cahyadi dan Armuji sendiri serta mesin PDI Perjuangan yang sangat solid.

Jika Populi Center dan PusdeHam mengunggulkan Eri-Armuji, namun berbeda halnya dengan hasil survei dari Poltracking Indonesia yang mengunggulkan Machfud-Mujiaman.

Poltracking Indonesia menyelenggarakan survei Pilkada Surabaya 2020 pada 19–23 Oktober 2020 dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling. Jumlah sampel dalam survei ini adalah 1.200 responden dengan margin of error +/- 2,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Peneliti Poltracking Indonesia Masduri mengatakan berdasarkan hasil survei elektabilitas Machfud dan Mujiaman 51,7 persen, unggul dari Eri dan Armuji 34,1 persen. Survei ini menemukan bahwa dalam pertanyaan kandidat tunggal wali kota (tidak berpasangan), Machfud Arifin (51,9 persen) lebih unggul dari Eri Cahyadi (34,3 persen), dengan pemilih merahasiakan jawaban (6,0 persen) dan undecided voters/pemilih yang belum menentukan pilihan (7,8 persen).

Begitu juga dengan elektabilitas kandidat tunggal wakil wali kota, tingkat elektabilitas Mujiaman (47,5 persen), lebih unggul dari Armuji (30,7 persen), dengan pemilih merahasiakan jawaban (10,4 persen) dan undecided voters/pemilih (11,4 persen).

"Ini merupakan potret terbaru peta kekuatan elektoral masing-masing pasangan Calon Wali Kota – Wakil Wali Kota Surabaya," katanya.

Pengamat Sosial Politik Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Agus Mahfud Fauzi menyikapi adanya perbedaan hasil survei Pilkada Surabaya 2020 yang dikeluarkan oleh sejumlah lembaga survei nasional. Agus menilai perbedaan itu karena jadwal survei yang tidak bersamaan dan perjuangan calon bersama tim pemenangan masih bisa mengubah peta di setiap wilayah. "Apalagi lembaga survei yang ada itu selama ini dianggap mempunyai kredibilitas sebagai lembaga survei," katanya.

Menurutnya, lembaga survei tersebut masih bisa dipercaya kecuali ada lembaga yang sudah masuk angin yaitu sudah bisa dibeli sang pemesan. "Hanya saja ini mempunyai risiko tinggi, yaitu calon mitra selanjutnya tidak akan memakai jika terbongkar kebohongannya," ujarnya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus