Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

4 Cara Bangun Budaya Inklusif buat Karyawan Disabilitas di Kantor

Berikut tips supaya perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja inklusif bagi karyawan penyandang disabilitas.

9 Agustus 2018 | 08.24 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Prinsip kerja inklusif sudah banyak diterapkan di perusahaan. Ada perusahaan yang sudah berbenah diri dalam menciptakan lingkungan yang inklusif bagi karyawan dengan disabilitas, namun ada pula yang belum.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mengutip Forbes, berikut tips supaya perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja inklusif bagi karyawan penyandang disabilitas:

1. Pelajari berbagai aspek kehidupan penyandang disabilitas
Pemahaman tentang penyandang disabilitas bukan hanya mereka yang memiliki keterbatasan fisik, namun juga mental. Tanpa diketahui, 1 dari 5 orang dewasa dipastikan memiliki disabilitas dalam dirinya. Mungkin saja seorang karyawan di kantor adalah penyandang disabilitas.

Kondisi seperti ketidakstabilan emosi, gangguan sensorik seperti berkurangnya kemampuan penglihatan atau pendengaran bisa terjadi pada karyawan yang dari luar tampak biasa-biasa saja. Tidak jarang karyawan dengan disabilitas yang kasat mata malah berprestasi.

Karena itu, sebaiknya perusahaan mengulik berbagai hal tentang penyandang disabilitas agar dapat menciptakan lingkungan inklusif. Beberapa organisasi kemasyarakatan yang mengakomodasi hak penyandang disabilitas telah memiliki panduan yang bisa diadopsi oleh perusahaan.

2. Cari tahu apa saja akomodasi yang dibutuhkan dan berapa biayanya
Penyediaan akomodasi bagi penyandang disabilitas di kantor tidak perlu yang terlalu mahal. Menurut The Job Accomodation Network atau JAN, panduan khusus akomodasi di lingkungan kantor dan berbagai penyesuaiannya bisa dilakukan dengan sedikit biaya. Salah satu contohnya adalah menyertakan binatang pendamping untuk akses karyawan dengan disabilitas.

3. Paham kebutuhan teknologi bagi karyawan disabilitas
David Pollar dari Rehab Working Group, konsultan yang bergerak di bidang inovasi dan teknologi perusahaan dari Irlandia menyebutkan, perusahaan dapat menyediakan sebuah ruang khusus bagi karyawan disabilitas. Di kantornya, LearningTechLabs, Pollar mengadopsi seluruh teknologi pendukung bagi karyawan disabilitas dalam satu ruang terintegrasi. Pollar menyebutnya sebagai Smart Room.

Ini adalah sebuah ruang kecil dengan laptop yang sudah dibenamkan macam-macam teknologi pendukung seperti Alexa, Amazon, berbagai piranti Google, lampu yang bisa dimatikan dan dihidupkan, hingga televisi streaming. "Menyediakan dukungan dengan cara yang berbeda dapat memberikan dampak besar bagi perkembangan perusahaan," ujar Pollar.

4. Menggandeng organisasi penyandang disabilitas dan metode penilaian kerja
Banyak perusahaan besar di Amerika telah bekerjasama dengan American Association of People with Disability atau AAPD. Perusahaan dan AAPD mebuat sebuah indeks kesetaraan kerja bagi seluruh karyawan dengan disabilitas. Indeks tersebut berisi 6 indikator kinerja, seperti kepemimpinan, komunikasi, budaya kerja, proses perekrutan, pengigat, hingga community engagement.

Salah satu perusahaan yang sudah menerapkan indeks dengan nama The DEI atau Disability Equity Index ini adalah Microsoft. Direktur aksesibilitas Microsoft, Jenny Lay-Flurrie yang juga seorang insan Tuli, mengatakan kondisi pertama mesti dia lakukan di tempat kerja adalah membangun budaya inklusi dan mendorong perkembangan teknologi. "Kinerja kami mengacu pada The DEI dan panduan ini dapat diunduh secara gratis bagi perusahaan yang ingin menerapkan inklusifitas," ucap Jenny Lay-Flurrie.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus