Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Memberikan akses bagi penyandang disabilitas di pusat perbelanjaan memerlukan beberapa persiapan khusus. Salah satunya adalah metode pemasaran dan pelayanan oleh staf pelanggan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Dennys Broadey, penulis buku tentang aksesibilitas dan kolumnis khusus disabilitas di New York Time, ada 5 cara yang bisa dijadikan referensi perusahaan retail atau non-retail dalam melayani pelanggan berkebutuhan khusus.
"Bahan acuan ini juga dapat digunakan oleh mereka yang bergerak di bisnis online," ujar Broadey dalam tulisannya yang dimuat situs Forbes, Minggu 25 November 2018. Berikut ini 5 acuan perusahaan dalam membekali staf pelayanan dan pelanggan terkait tempat belanja terakses disabilitas.
1. Menggandeng organisasi disabilitas
Langkah pertama yang dianjurkan Dennys Broadey adalah melakukan konsultasi terpadu dengan organisasi yang mewadahi aspirasi penyandang disabilitas. Di Amerika Serikat misalnya, terdapat The American Association of People With Disabilities atau AAPD. Adapun di Indonesia bisa berkonsultasi dengan Pertuni, Gerkatin, YPAC, PJS atau beberapa lembaga swadaya masyarakat yang mengadvokasi hak penyandang disabilitas.
2. Penyertaan konsultan aksesibilitas
Langkah kedua, mulailah menyertakan konsultan aksesibilitas, baik dari kalangan penyandang disabilitas atau non-disabilitas. Penyertaan ini dapat menggambarkan kondisi apa yang perlu disampaikan dalam memberikan pelayanan.
3. Prinsip pelayanan tanpa batas
Inti dari prinsip perlayanan tanpa batas adalah memahami perbedaan kebutuhan setiap penyandang disabilitas. Perbedaan ini menjadi permasalahan yang rumit bila staf pelayanan pelanggan tidak memiliki itikad melayani atau pembekalan yang cukup. Mereka akan merasa tidak nyaman menghadapi pelanggan dengan disabilitas.
4. Merekrut staf pelayanan disabilitas
Staf pelayanan pelanggan dari kalangan disabilitas memiliki pemahaman dan empati terhadap kondisi pelanggan berkebutuhan khusus. Mereka tetap dapat melayani dengan nyaman ketika harus menyampaikan apa yang tidak bisa didapatkan ketika berbelanja.
5. Pembekalan bagi staf pelayanan pelanggan
Membekali staf pelayanan pelanggan beserta petugas lain yang terlibat dalam bisnis perusahaan, buku panduan mengenai keadaan penyandang disabilitas. Sebaiknya staf juga diajak merasakan posisi penyandang disabilitas melalui sebuah simulasi. Pembekalan ini berguna untuk mengasah sensitivitas individu.