Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kondisi khusus pada metabolisme tubuh dapat mengakibatkan seseorang menjadi difabel. Salah satu kondisi disabilitas termasuk reaksi berlebihan dari sistem imunitas tubuh atau dikenal dengan autoimun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ada beberapa jenis autoimun yang saat kambuh akan menyerang anggota tubuh, seperti sendi, otot, saraf, dan mata. Sebab itu, reaksi berlebihan dari sistem imunutas tubuh harus ditekan dengan pola hidup yang sehat atau disebut juga Lima Dasar Hidup Sehat (LDHS).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Penyintas autoimun, Marisza Cardoba mengatakan memilih makanan dan rutin memeriksakan diri ke dokter mambuatnya bebas dari obat-obatan. "Saya dapat lepas dari obat-obatan yang rutin dikonsumsi untuk mencegah gejala kambuhan akibat reaksi imunitas tubuh saya," ujar Yuta Marisza Cardoba kepada Tempo, Selasa 10 November 2020.
Lebih dari lima tahun, Yuta Marisza Cardoba yang mengalami Immune Thrombocytopenic Purpura atau ITP tak lagi mengkonumsi obat-obatan. Menurut dia, memilih makanan bagi penyandang autoimun berarti memilih kualitas bahannya. Makanan tidak boleh mengandung bahan kimia.
Mengutip buku panduan kesehatan bagi penyandang autoimun, Millenial Moms Bisa atau MMB yang dipublikasikan Yayasan Autoimun Marisza Cardoba dan ditulis oleh Ahli Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia - RSCM, Profesor Aru Sudoyo, berikut tips pola makan sehat bagi penyandang autoimun:
- Bahan makanan alami
Bahan makanan seperti sayur dan buah harus bebas dari pestisida. Sebab itu, mengkonsumsi buah dan sayur organik yang ditanam sendiri adalah cara paling ideal. "Artinya bahan makanan itu harus yang paling dekat dengan rumah saat baru tercabut dari tanah," kata Yuta Marisza Cardoba.
Bila tidak dapat menanam, dia membeli sayuran organik produksi dalam negeri, dan sedapat mungkin menghindari buah dan sayur impor. "Pertimbangannya, jarak antar-negara sejauh itu tapi barang masih segar. Saya berhati hati apabila ada bahan tambahan karena naturalnya bahan makanan seperti buah dan sayur cepat layu atau busuk," kata Marisza.
Mereka yang mengalami autoimun juga sebaiknya menghindari makanan berperisa, penguat aroma, pewarna kimia, pangan rekayasa atau genetic modified organism. Radar sistem imunitas tubuh pengidap autoimun akan mendeteksi jenis makanan buatan ini sebagai benda asing. "Akibatnya, sistem imunitas akan bereaksi pada tempat yang salah dan berlebihan," ujar Yuta. - Proses memasak
Hindari makanan yang diolah dalam waktu lama atau melalui proses yang panjang hingga tidak dapat dilacak, mulai dari penyediaan bahan hingga pembuatannya. Sebab itu pula penyintas autoimun sangat menghindari makanan kemasan dan memilih makanan segar.
Mengkonsumsi sayuran segar setidaknya sepertiga bagian. Bila tidak ada buah atau sayur organik, penyandang autoimun dapat menyantap makanan light cook atau makanan dengan proses pengolahan yang singkat. "Suhu memasak tidak boleh dari 45 derajat," kata Marisza. - Tidak mengkonsumsi bahan makanan mengandung gluten
Alessio Fasano menulis dan mempublikasikan penelitian berjudul 'Zonulin, Regulation of Tight Junctions and Autoimmune Diseases' pada 2012. Gluten dapat memicu gangguan daya serap mukosa usus atau terjadi leaky Gut. Gangguan ini berkaitan erat dengan penyakit autoimun. - Hindari makanan dari jenis Nightshades Plants atau Solanoceae
Yuta menyarankan penyandang autoimun menghindari jenis makanan dari kelompok tomat, cabai, kentang, terung, paprika, goji beri, dan cayenne. - Hindari mengkonsumsi seafood
Hindari makan makanan laut, di antaranya udang, kepiting, kerang, dan ikan tidak bersisik seperti lele dan belut. Kalaupun ingin makan ikan, pastikan asalnya dari laut dalam dan tidak tercemar logam berat.