Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

politik

6 Fakta Gempa Donggala dan Data Korban yang Terus Bertambah

Gempa Donggala, Sulawesi Tengah, menambah deretan jumlah bencana yang terjadi di Indonesia. Data korban jiwa terus bertambah.

29 September 2018 | 11.15 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Gempa Donggala, Sulawesi Tengah, menambah deretan jumlah bencana yang terjadi di Indonesia. Belum selesai merehabilitasi kerusakan infrastruktur dan pemulihan korban akibat gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat pada Juli lalu, Jumat petang, 28 September 2018, lindu kembali mengguncang. Gempa 7,7 skala Richter di Donggala tersebut menimbulkan kehancuran rumah, infrastruktur dan korban meninggal.

Baca: Gempa Donggala dan Palu, Begini Penjelasan Kepala BMKG

Presiden Joko Widodo memerintahkan pejabatnya bergerak cepat memberi pertolongan, baik dalam evakuasi maupun bantuan logistik. Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto langsung mengerahkan pasukan dan peralatan militer ke Palu. Pasukannya diberangkatkan dengan pesawat Hercules dari Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta pada Sabtu pagi ini, 29 September 2018.

Petugas bersama warga mengumpulkan korban tewas akibat gempa di depan RSUD Undata, Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu, 29 September 2018. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi membentuk tim dan posko khusus guna mempercepat pelaksanaan tanggap darurat. Tim yang diberi nama Quick Response Team itu mulai bekerja pada Sabtu ini. “Supaya proses koordinasi antara petugas yang di lapangan dengan kantor pusat lebih efektif," ujar Budi dalam keterangan tertulisnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berdasarkan pengecekan awal, Budi Karya menyebut, beberapa infrastruktur seperti fasilitas transportasi udara dan laut mengalami kerusakan. Berikut ini 6 masalah penting yang timbul akibat gempa.

1.Landasan Pacu Bandara Retak

Landasan pacu Bandar Udara SIS Al-Jufri Palu retak 500 meter dari 2.500 meter panjang runway. Akibatnya, pesawat berbadan lebar seperti Boeing 737 tidak dapat mendarat. Selain landasan pacu, kerusakan juga menimpa menara pantau. Bandara ini terpaksa ditutup untuk semua penerbangan mulai 28 September 2018 pukul 19.26 sampai dengan 29 September 2018 pukul 19.20 WITA.

 2.Jaringan Telekomunikasi Terputus

Hingga pukul 05.00 pada Sabtu, 29 September 2018, lebih dari 500 Base Transceiver Station atau BTS telekomunikasi seluler tidak berfungsi.  Penyebabnya antara lain terhentinya pasokan listrik dari PLN yang rusak akibat gempa.

Ferdinandus Setu, Pelaksana Tugas Kepala Biro Humas Kementerian Komunikasi dan Infoermasi, mengatakan untuk mengatasi masalah tersebut, Kementerian Kominfo menyiapkan perangkat Internet satelit untuk memudahkan pengiriman informasi dan data pascagempa.

3.Gangguan Gardu Induk PLN

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menerima laporan dari PLN bahwa tujuh gardu induk terkena dampak gempa. “PLN segera memulihkan gardu induk yang padam tersebut. Sampai Jumat malam baru dua yang bisa dihidupkan," kata Wiranto pada Sabtu dini hari, 29 September 2018. General Manager PT PLN Suluttenggo Edison Sipahutar  membenarkan, sistem kelistrikan sebagian  wilayah Sulawesi Tengah padam.

4.Dermaga Pelabuhan Bergeser

Selain retaknya landasan pacu Bandara SIS Al-Jufri dan rusaknya menarawa pantau, dampak gempa juga menggeser dermaga Pelabuhan Ogoamas ke sisi kanan sepanjang tiga sentimeter. Begitu pula Pelabuhan Pantoloan  di Kota Palu, yang mengalami kerusakan parah dan robohnya quay crane.

Baca: Perintah Jokowi pada Jajarannya Setelah Gempa Donggala

Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan R. Agus H. Purnomo mengatakan,  quay crane roboh dan kini pelayanan kepelabuhanan dihentikan sementara. Sedangkan  Pelabuhan Wani ada beberapa bangunan dan dermaga mengalami kerusakan.

Prajurit TNI bersiap masuk kedalam pesawat untuk melakukan tugas misi kemanusian gempa Palu, Sulawesi Tengah di Base Ops Pangkalan Udara Militer Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Sabtu, 29 September 2018. Panglima TNI melepas sebanyak 200 prajurit TNI, 35 Basarnas dan dua Kominfo guna memberikan bantuan kepada masyarakat yang terkena bencana gempa dan tsunami. ANTARA

5.Kapal Motor Terbawa Arus

KM Sabuk Nusantara 39 yang bersandar di Pelabuhan Wani terlempar dan terbawa arus sejauh 70 meter dari dermaga. Ini terjadi ketika gelombang tsunami Kota Palu. Seluruh awak KM Sabuk Nusantara 39 selamat. Saat kejadian, ada tiga orang ABK yang turun ke darat untuk bertemu keluarganya, 17 sisanya di atas kapal.

6.Data Korban Meninggal Bertambah

Baca: Data Sementara Korban Gempa Donggala, 48 Orang meninggal


Semula baru dilaporkan 1 orang meninggal akibat gempa Donggala. Kementerian Sosial melaporkan jumlah korban meninggal luka akan terus bertambah. "Jumlah korban yang meninggal bisa bertambah karena info dari Kabupaten Sigi ada 10 orang yang teridentifikasi," kata Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos Harry Hikmat, Sabtu, 29 September 2018. Menurut Harry, pada Jumat malam korban meninggal yang terdata baru tiga orang. Sementara untuk korban lainnya masih menunggu pendataan.

 ANTARA

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus