Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

6 Tuduhan Demokrat dan Bantahan Moeldoko

Moeldoko mengatakan selama ini tak pernah membicarakan pencapresan. Namun ia mengaku akan bersyukur jika Demokrat mengorbitkan dirinya.

4 Februari 2021 | 20.44 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Partai Demokrat dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko berbalas tuduhan ihwal isu rencana kudeta Partai Demokrat. Demokrat menyebut Moeldoko hendak menggalang kekuatan untuk mendongkel Agus Harimurti Yudhoyono dari kursi ketua umum.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Moeldoko membantah. Dia menyebut isu yang dilontarkan Demokrat itu adalah masalah internal partai.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berikut poin-poin tuduhan Demokrat dan bantahan Moeldoko:

1. Lokasi pertemuan

Demokrat menyebut Moeldoko bertemu DPC Demokrat di Hotel Aston, Rasuna Said, Jakarta pada 27 Januari 2021.

Moeldoko mengakui beberapa kali bertemu orang-orang yang mengeluhkan kondisi internal Demokrat. Pertemuan itu diakui berlangsung di rumah. Belakangan dia menyebut pertemuan juga berlangsung di hotel.

2. Soal Jhoni Allen dan Nazaruddin

Demokrat menyebut Moeldoko bersama Jhoni Allen Marbun dan Nazaruddin dalam pertemuan di Hotel Aston.

Moeldoko tak merinci siapa yang menemuinya. Ia mengaku tak peduli lantaran hanya mendatangi undangan untuk mengobrol.

3. Kudeta untuk pencapresan

Demokrat menyebut Moeldoko ingin mengambil alih partai untuk kendaraan mencalonkan diri di Pilpres 2024.

Moeldoko mengatakan selama ini tak pernah membicarakan pencapresan. Namun ia mengaku akan bersyukur jika Demokrat mengorbitkan dirinya.

4. Membentuk posko

Demokrat menyebut Moeldoko sudah membentuk posko untuk mengambil alih Demokrat.

Moeldoko membantah adanya posko tersebut. Ia meminta Demokrat menghentikan fitnah dan tuduhan ke berbagai pihak.

5. Pernah ajukan Marzuki Alie

Demokrat menyebut Moeldoko pernah menemui Susilo Bambang Yudhoyono menjelang kongres partai 2015 dan mengajukan nama Marzuki Alie sebagai calon sekretaris jenderal.

Moeldoko mengatakan tak mengingat peristiwa 2015 itu.

6. Jenderal tak berbudi

Demokrat menyebut Moeldoko jenderal tak berbudi.

Moeldoko mengatakan sangat menghormati Susilo Bambang Yudhoyono, seniornya di Akademi Militer sekaligus presiden yang melantiknya sebagai Panglima TNI.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus