Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Air Yang Lebih Dan Kurang

Prosida, proyek irigasi dengan bantuan IDA, sedang membuat kanal yang memotong sungai-sungai di pantai utara, Cirebon & Indramayu, sepanjang 10 km sejajar dengan pantai untuk menjinakkan banjir yang sering terjadi. (dh)

23 September 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BARU sekitar 3,7 juta hektar dari 7 juta areal persawahan seluruh Indonesia yang mempunyai sistim irigasi. Di antaranya ada 2,9 juta hektar berada di Pulau awa dengan keadaan hampir 2/3 irigasi yang ada perlu diperbaiki. Jaringan irigasi ini umumnya dibangun pada zaman Belanda. PROSIDA adalah badan yang didirikan pemerintah RI sejak 1969 khusus untuk menangani perbaikan irigasi ini. Karena mendapat bantuan IDA (International Development Agency), maka ia bernama Proyek Irigasi IDA (Prosida). Daerah kerja Prosida meliputi subsub proyek antara lain di Way Seputih (Lampung), Cisadane, Rentang, Glapan Sedadi, Ciujung, Pemali Comal, Sadang, Pekalen Sampean, Cirebon dan Madiun. Dari hampir 1 juta hektar areal yang ditangani Prosida, lebih dari 75% di antaranya telah selesai hingga tahun anggaran 1977/1978 ini. Otomatis Proyek irigasi Rentang di Kabupaten Majalengka, Kabupaten Indramayu serta Kabupaten Cirebon misalnya meliputi areal persawahan seluas hampir 100.000 ha. Daerah-daerah persawahan di sini mendapat aliran air dari bendungan Rentang (di Kabupaten Majalengka) buatan Belanda 1916. Dari Rentang air dialirkan melalui 4 saluran induk dan sekitar 90 saluran sekunder. Sementara itu di bagian timur Kabupaten Indramayu terdapat 5 buah sungai. Yaitu Kali Bobos, Anyer, Pamengkang, Cimanis dan Kumpul Kuwista. Kelima sungai ini selalu menimbulkan gangguan baik bagi persawahan sekitarnya maupun kediaman penduduk. Tak jauh dari muara Kali Bobos Anyer, Pamengkang dan Cimanis saat ini Prosida sedang membuat kanal yang memotong sungai-sungai itu sepanjang 10 km sejajar dengan pantai. Di Sungai Kumpul Kuwista yang merupakan ujung kanal-kanal tadi (sekaligus sebagai tempat pembuangan utama) telah dibuat pengatur debit air melalui pintu-pintu otomatis. Jika musim hujan, pembuangan utama di Kumpul Kuwista akan langsung membuang kelebihan air ke laut. Sebaliknya di musim kemarau baik kanal maupun saluran pembuangan akan berfungsi sebagai penampung air tawar. Dengan demikian diharapkan daerah, awan di musim hujan maupun kemarau di sepanjallg pantai utara Cirebon dan Indramayu mulai tertolong. Sebagai diketahui di daerah ini banjir selalu menggenang di musim hujan dan kering total di musim kemarau. Padahal daerah-daerah ini umumnya terkenal sebagai penghasil beras pentin di Jawa Barat. Karena itu selain pemerintah membentuk proyek Cimanuk Hilir untuk menjinakkan aliran Sungai Cimanuk, juga Sub Proyek Rentang dari Prosida untuk mengatur air dari sungai-sungai di sekitarnya bagi pertanian.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus