Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
AKAN ada perubahan, tapi tidak drastis," kata Sekjen DPP Golkar
Sapardjo sehari sebelum Munas 11 Golkar di Bali dibuka Jum'at
pekan lalu. Isyarat Sapardjo ini sebetulnya cukup jelas. Tapi
tidak semua orang menyadarinya. Terutama setelah gegap
gempitanya kritik dan kecaman pada Golkar belakangan ini,
termasuk yang berasal dari unsur dalam Golkar sendiri. Golkar
dinilai belum mengakar, memassa pengelolaan organisasi
birokratis dan strukturnya mirip jawatan (TEMPO, 21 Oktober).
Wakil Presiden Adam Malik dianggap membawa "angin segar bagi
kehidupan ketatanegaraan" ketika menjelang Munas menganjurkan
agar pejabat pemerintah yang menduduki pimpinan Golkar
meninggalkan jabatan kepemerintahannya.
Semua ini tampaknya menimbulkan harapan, yang mungkin agak
berlebihan, bahwa Munas kali ini akan menghasilkan
keputusan-keputusan yang menggoncangkan. Maka "Orang yang
terlalu berharap akan kecewa," kata seorang anggota DPR peserta
Munas. Di harihari pertama Munas, memang kecaman cukup kuat,
tapi belakangan banyak yang mulai meragukannya. Kalau dikatakan
Golkar belum dewasa, mengapa berhasil berkembang seperti
sekarang ini. Kalau belum mengakar, mengapa sampai bisa
memenangkan pemilu sampai dua kali? Walau semua menyadari,
kritik dan anjuran mawas diri itu bertujuan baik untuk lebih
memperkuat Golkar.
"Karenanya yang terjadi adalah kompromi, denan memakai istilah
"akomodatif", kata anggota DPR tadi. Maksudnya mempertemukan
pihak-pihak yang berbeda pendapat. Malah kemudian timbul
anggapan, kritik dan kecaman itu bisa juga dilakukan "orang luar
yang mempunyai kepentingan".
Nama beberapa orang, termasuk Mendagri Amirmachmud, Ketua DPR/
MPR Daryatmo atau Jenderal Panggabean yang didesas-desuskan
menjadi calon ketua umum baru dalam Munas sendiri kurang
bergema. Mungkin ini berkat pidato Ketua Dewan Pembina Pusat
Golkar M. Panggabean yang beberapa kali menyebut nama Amir
Murtono dan perjuangan Golkar selama ini yang dianggapnya telah
mencapai hasil maksimal.
Pecahan Mortir, Komandan
Dukungan pada Amir Murtono untuk menjabat lagi sebagai ketua
umum tampaknya kuat. "Kenyataannya sampai saat ini dalam sidang
tidak ada usul atau nama lain sebagai calon," kata seorang
peserta. Jawa Tengah yang pertama kali menyatakan dukungannya
pada Amir Murtono, ketika Ketua DPD Ja-Teng Widarto menyatakan:
"Suatu pasukan yang berhasil memenangkan pertempuran, hendaknya
komandannya jangan ditarik." Ketua DPD Golkar Jawa Barat Adjad
Sudradjad dalam sambutannya kemudian sedikit mengoreksinya.
Pasukan yang menyerang, kalau sudah sampai di tujuan harus
melakukan konsolidasi. Ini tidak berarti Ja-Bar menghendaki
orang baru. Untuk melakukan konsolidasi itu masih diperlukan
orang lama. Masih memakai perumpamaan pertempuran, ketua DPD
Jawa Timur Sugianto berpendapat, di sana sini mungkin ada yang
luka kena pecahan mortir tapi pasukan inti, termasuk
komandannya, masih perlu orang lama.
Sambutan daerah-daerah tampaknya juga mendukung Amir Murtono.
Amir Murtono sendiri dalam jawabannya, Minggu malam
berterimakasih kepada daerah-daerah yang mendukung kebijaksanaan
DPP, tapi menyerahkan soal pemilihan pengurus baru pada Munas.
Prinsip kesinambungan pimpinan dengan begitu rupanya diterima
Munas. Prinsip lain yang oleh Amir Murtono dianjurkan dalam
laporan pertanggunganjawabannya adalah prinsip korektif agar
Munas menilai tugas DPP yang lama secara obyektif dengan
memberikan koreksi dan jalan pemecahan. Lalu juga prinsip
dinamis, agar Golkar dapat menghasilkan keputusan yang bisa
meningkatkan partisipasinya dalam mendinamisir dan menunjang
pembangunan nasional.
Munas direncanakan akan menghasilkan keputusan: antara lain,
program umum organisasi Golkar, anggaran dasar dan anggaran
rumah tangga, doktrin dan ikrar Golkar, peraturan tata tertib
Munas dan panji-panji/lambang Golkar.
Yang menarik adalah keputusan pem berian mandat penuh kepada
formatu untuk menyusun komposisi dan perso nalia DPP Golkar.
Tiga orang formatu akan mendapat wewenang penuh untu memilih,
menyusun dan menetapkar komposisi dan personalia DPP.
Selain beberapa persyaratan dasa termasuk "memberikan citra
pembaha ruan dan pembangunan" Munas juga memberi persyaratan
lain bagl personalia DPP. Yaitu supaya dianut prinsip prinsip
akomodatif, kwalitatif dan tersedianya waktu yang cukup bagi
pengabdiannya pada organisasi. "Itu tidak berarti dia harus
bekerja penuh daii pagi sampai sore. Tapi sepanjang yang
diperlukan untuk melakukan tugasnya," kata seorang peserta. Ini
yang mungkin dimaksud Adam Malik supaya anggota DPP tidak
merangkap tugas lain di pemerintahan .
Harus Menang Lima Kali
Sesuatu yang benar baru adalah keputusan tentang Dewan
Pembina/Dewan Pertimbangan/Dewan Penasehat serta tugas, wewenang
dan personalianya. Dewan Pembina akan mempunyai wewenang untuk
membatalkan kebijaksanaan/keputusan DPP Golkar bila dinilai
menyimpang dari ketentuan organisasi. Selain itu Dewan Pembina
juga berwenang membekukan sementara kepengurusan DPP dalam
keadaan genting, mendesak dan dapat mengancam kelangsungan hidup
organisasi, selain berwenang untuk menyusun komposisi dan
personalia Dewan Penasehat dan Dewan Pertimbangan, Dewan Pembina
juga mempunyai wewenang mengundang Munas Luar Biasa sebagai
tindak lanjut dari pembekuan sementara DPP.
Adakanya hak veto ini, menurut seorang peserta sebagai imbangan
terhadap keleluasaan lebih besar yang diberikan Munas pada DPP
baru menuruti keluhan dari DPP lama terhadap keterbatasan
wewenangnya untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan. Dewan
Pembina Golkar akan diketuai oleh Presiden Soeharto sedang
komposisi personalianya akan ditentukan oleh ketua. Tapi
komposisi DPP baru akan diumumkan Rabu, di hari penutupan.
Selain Amir Murtono sebagai Ketua Umum, beberapa nama lain yang
disebut antara lain Sugianto sebagai Sekjen. Beerapa orang dari
generasi muda kabarnya juga akan masuk, menuruti prinsip
regenerasi yang akan dipraktekkan.
"Keberhasilan Golkar menjadi nampak apabila pembangunan
berhasil. Sudah menjadi tekad Golkar untuk mensukseskan
pembangunan," kata Amir Murtono. Keterlibatannya dalam
penyusunan GBHN berakibat Golkar harus dapat memberikan jaminan
politis agar terus dapat mempertahankan pola pembangunan. Ini
berarti kemenangan dalam pemilu. Sebab itu, kata Amir Murtono,
Golkar harus menang pemilu paling sedikit lima kali
berturut-turut.
Itu berarti sampai 1992. Tapi tampaknya kebanyakan peserta Munas
lebih suka memusatkan dulu pada 1982. Serta sekaligus
mendewasakan diri. Dan kalau bisa juga mandiri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo