Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Difabel

Anak Berkebutuhan Khusus di NTB Butuh Kelas Inklusif

Kelas inklusif bagi anak berkebutuhan khusus diperlukan karena mereka kesulitan menjangkau sekolah luar biasa yang letaknya jauh dari rumah.

4 November 2018 | 10.29 WIB

Pendidikan yang Sama untuk Anak Berkebutuhan Khusus
Perbesar
Pendidikan yang Sama untuk Anak Berkebutuhan Khusus

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Bima - Anak-anak berkebutuhan khusus di Nusa Tenggara Barat belum mendapatkan akses ke sekolah luar biasa karena letaknya yang jauh dari rumah mereka. Supaya anak-anak ini tetap mengenyam pendidikan, mereka akhirnya masuk ke sekolah umum dengan fasilitas dan kapasitas guru yang terbatas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca: Cara Risma Tangani Anak Berkebutuhan Khusus di Surabaya

Kepala Sekolah Dasar Inpres Pandai, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, Ismail mengatakan kondisi seperti ini bisa diatasi jika di setiap sekolah memiliki kelas inklusif. Dengan begitu, penanganan setiap anak berkebutuhan khusus bisa dilakukan oleh guru yang berkompeten dan jangan dulu dicampur dengan siswa non-disabilitas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kami meminta pemerintah menyiapkan kelas inklusif di sekolah umum supaya anak-anak berkebutuhan khusus tetap sekolah," kata Ismail di acara pertemuan Komunitas Sekolah, Program Promosi Prakarsa Masyarakat Sipil untuk Pendidikan Inklusif dan Berkualitas di SDN Pandai, Sabtu 27 Oktober 2018.

Di Desa Donggobolo, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima, terdapat dua sekolah dasar, yakni SDN Pandai dan SDN Donggobolo. Menurut dia, dua sekolah tersebut punya siswa berkebutuhan khusus namun tidak mendapat perhatian.

Baca juga: Metode Pengajaran Matematika kepada Anak Berkebutuhan Khusus

Kepala SDN Donggobolo, Warkah mengatakan ada dua siswa berkebutuhan khusus di sekolahnya. Salah satu dari mereka sekarang duduk di kelas IV dan hingga kini belum bisa membaca. "Kami juga tak bisa berbuat banyak karena tak punya guru khusus," ucap dia. Ismail menambahkan ada 13 siswa berkebutuhan khusus di sekolah dan mereka kerap masuk dan izin sesuka hati.

Ismail meyakini jika anak-anak berkebutuhan khusus ini mendapatkan fasilitas dan pendidikan yang layak, maka mereka juga dapat mengembangkan potensinya. "Anak berkebutuhan khusus membutuhkan guru yang memiliki kemampuan tertentu," ucap dia.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus