Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
JAKARTA - Sejumlah anak muda pegiat pendidikan dan kemanusiaan menilai, 20 tahun setelah reformasi, kondisi pendidikan di Indonesia masih diskriminatif. Penggerak sekolah multikultural di Pangandaran, Ai Nurhidayat, mengatakan diskriminasi itu terlihat dari capaian pendidikan yang cenderung masih mengedepankan kemampuan akademik saja. "Umumnya sekolah masih mengesampingkan urusan keadilan, kesetaraan, dan kebebasan," kata dia kepada Tempo, kemarin.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo