Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Angkie Yudistia tak pernah membatasi dirinya sebagai perempuan Tuli. Melalui social enterprise yang khusus untuk penyandang disabilitas, Thisable Enterprise, dia telah mengubah pandangan masyarakat mengenai komunitas disabilitas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca juga:
Suami Ratu Kerajaan Ubur Ubur, Tunanetra yang Terbuka Hatinya
3 Syarat Rumah Ramah Disabilitas, Awas Lantai dan Desain Ruangan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Angkie Yudistia juga mengubah pandangan difabel mengenai diri mereka sendiri. Thisable Enterprise bekerja sebagai wadah untuk para disabilitas untuk mengembangkan kelebihan mereka dengan memberikan bantuan untuk mendapatkan pekerjaan.
"Aku kehilangan pendengaran di usia 10 tahun dan sering banget dianggap oleh masyarakat kalau aku sudah tidak bisa apa-apa lagi," ujar Angkie Yudistia di GIA Restaurant, Jakarta Selatan, Selasa 14 Agustus 2018. Dia mengatakan stigma itu muncul dari sudut pandang keliru yang menganggap komunitas disabilitas sebagai orang cacat. Menurut dia, kata cacat adalah sebutan yang diberikan pada barang yang tidak bisa diperbaiki lagi.
Angkie Yudistia. TEMPO/Dasril Roszandi
Pengalaman pribadi Angkie Yudistia yang dulu sering ditolak saat melamar pekerjaan karena keterbatasannya juga mendorong dia untuk membangun perusahaan ini. "Kami susah banget mendapatkan pekerjaan. Padahal semua manusia itu pasti bisa berkontribusi. Kalau tadinya orang disabilitas jalan menunduk, sekarang mereka bisa lebih bangga," ucap dia.
Thisable Enterprise, yang dia bangun pada 2011 sudah membantu mempekerjakan 1.500 orang disabilitas. "Sekarang sudah lebih banyak yang berani hidup mandiri. Yang penting mereka bisa berdaya dengan diri sendiri dan akhirnya menghasilkan karya," tutur Angkie.