Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Capres dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan menyebut tren kenaikan investasi yang tidak maksimal menyerap tenaga kerja. Hal tersebut disampaikan Anies dalam pidatonya di Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Lembaga Dakwah Islam Indonesia di Jakarta Timur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Investasinya naik, penyerapan tenaga kerjanya turun," kata dia di Grand Ballroom Minhaajurrosydiin, Jakarta Timur, Kamis, 9 November 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Anies menyebut pada 2013, investasi di Indonesia mencapai Rp 400 triliun, pada 2022 sudah menjadi Rp 1200 triliun. Namun, pada 2022, kata Anies, penyerapan tenaga kerja menurun signifikan menjadi -76 persen.
"Naik 3 kali lipat (investasi) tapi garis merah ini (penyerapan tenaga kerjanya) turun," katanya.
Melihat kondisi tersebut, Anies melihat adanya ketimpangan. Di mana orientasi investasi tidak menyasar persoalan pengentasan pengangguran.
"Artinya segalanya serba capital intensive, bukan labour intensive. Nah kalau ini terjadi artinya keuntungannya perginya ke pemilik modal, penyedia tenaga kerja tidak dapat. Itulah contoh," kata dia.
Anies mencontohkan Maluku Utara dimana pertumbuhan ekonomi belum berhasil menyelesaikan permasalahan pengangguran.
Anies menyebutkan berdasarkan data Badan Pusat Statistik Tahun 2022, Maluku Utara mengalami pertumbuhan ekonomi 23 persen, tapi penyerapan tenaga kerjanya hanya di bawah 1 persen.
Menyikapi persoalan itu, Anies memberikan masukan bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menjadi kunci persoalan ketimpangan tersebut. Namun ia pun tak menepis, bahwa IPM juga masih menjadi persoalan di Indonesia.
Anies menyebutkan IPM di wilayah Jawa dan Sumatera di tahun 2013 mencapai 69,83 persen. Di tahun 2022 menjadi 74,19 persen. Sedangkan di kawasan Kalimantan, Bali, Nusa, Sulawesi, Maluku dan Papua pada tahun 2013 baru mencapai 64,81 persen. Dan IPM di tahun 2022 hanya 69,47 persen. "Artinya telatnya berapa? Satu dekade," kata dia.
Menurut Anies, ketimpangan IPM wilayah ini tidak bisa dibiarkan, tapi harus ditangani serius.
"Kalau ini kita bereskan, insya Allah terjadi peningkatan kualitas manusia yang merata di Indonesia," kata dia.