Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi Covid-19 membuat banyak orang terpaksa berdiam di rumah untuk mencegah penyebaran virus yang hingga kini belum ada vaksin dan obatnya. Kondisi itu tak hanya membuat perubahan kebiasaan pada manusia namun juga binatang, termasuk anjing pemandu difabel.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selama sekitar tiga bulan di rumah, anjing pemandu atau guiding dog pun harus beradaptasi dengan kebiasaan baru. Tidak lagi diajak berjalan-jalan, tidak lagi memandu tuannya untuk mencapai tujuan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Manager Tim The Charity Guiding Dogs, Pete Osborne mengatakan keadaan ini bisa membuat anjing pemandu mengalami disorientasi. "Anjing bisa saja lupa dengan kebiasaan-kebiasaan memandu tuannya karena situasi sudah berubah," kata Osborne seperti dikutip dari situs berita BBC, Selasa 23 Juni 2020.
Setelah sekian lama berhenti dari aktivitas rutin, Osborne menjelaskan, anjing pemandu perlu melakukan penyesuaian diri atau diingatkan kembali tentang tugasnya. "Mereka bisa kehilangan kemampuan yang selama ini membuaatnya istimewa," ucap Osborne.
Dalam masa new normal di mana masyarakat dapat kembali beraktivitas di luar ruangan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, jangan kaget jika tingkah anjing pemandu menjadi aneh. Anjing pemandu ini mungkin saja menjadi linglung dan berhenti ketika berada pada situasi tertentu di luar rumah.
Menurut Osborne, kebingungan itu terjadi karena insting dan kepercayaan diri anjing pemandu berkurang. "Anjing pemandu yang sudah terlatih sekalipun akan berkurang ingatannya jika terlalu banyak di rumah," kata dia.
Osborne menyarankan pemilik kembali melatih anjing pemandu dan bersabar dengan tingkah mereka yang mungkin membingungkan. Terlebih jika ada perubahan kegiatan selama masa new normal ini, misalkan rute bus yang dialihkan, dan sebagainya.
Berdasarkan survei The Charity Guiding Dogs, selama masa new normal, sebanyak 22 persen penyandang disabilitas netra lebih nyaman didampingi oleh pemandu dengan cara berpegangan di siku ketimbang dengan anjing pemandu. Salah satu situasi dalam tatanan new normal yang tidak dapat diatasi oleh anjing pemandu adalah bagaimana cara menjaga jarak satu sama lain atau menerapkan physical distancing sejauh 1,5 sampai 2 meter.
"Saat mengantre, anjing pemandu menganggap objek yang berada di depannya sebagai penghalang," kata Osborne. Akibatnya, anjing itu akan mendesak orang yang sedang mengantre di depannya dan menarik tuannya dengan terburu-buru hingga sampai ke tujuan.