Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Anwar Abbas Minta NU Perbolehkan Miftachul Akhyar Rangkap Jabatan Ketum MUI

Wakil Ketua Umum MUI, Anwar Abbas menyatakan kiai Miftachul Akhyar masih sangat dibutuhkan di MUI.

26 Desember 2021 | 18.38 WIB

Rais Aam PBNU terpilih KH Miftachul Akhyar menghadiri Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) di Universitas Lampung, Lampung, Jumat dini hari, 24 Desember 2021. KH Miftachul Akhyar terpilih sebagai Rais Aam PBNU periode 2021-2026 pada Muktamar ke-34 NU. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Perbesar
Rais Aam PBNU terpilih KH Miftachul Akhyar menghadiri Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) di Universitas Lampung, Lampung, Jumat dini hari, 24 Desember 2021. KH Miftachul Akhyar terpilih sebagai Rais Aam PBNU periode 2021-2026 pada Muktamar ke-34 NU. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Muktamar NU meminta Rais Aam PBNU terpilih, Miftachul Akhyar, tak rangkap jabatan dalam menjalankan tugasnya. Padahal, ia juga diketahui memegang jabatan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Namun Wakil Ketua Umum MUI, Anwar Abbas justru meminta NU mempertimbangkan kembali putusan ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Saya meminta dan memohon kepada NU agar tetap memperkenankan Kiai Miftachul Akhyar agar tetap bisa merangkap menjadi Ketua Umum di MUI karena sosok beliau terus terang benar-benar sangat dibutuhkan oleh MUI," kata Anwar saat dihubungi, Ahad, 26 Desember 2021.

Dalam Muktamar NU yang berakhir Jumat, 24 Desember 2021 lalu, ahlul halli wal 'aqdi (ahwa) meminta Miftachul agar tak rangkap jabatan. Ahwa adalah sembilan orang kiyai yang dipilih untuk menentukan pengisi jabatan Rais Aam.

Salah satu anggota Ahwa, Zainal Abidin, mengatakan dalam rapat penentuan Rais Aam, salah satu anggota ahwa berpendapat agar Rais Aam terpilih agar tidak rangkap jabatan di organisasi yang lain.

Hal itu kemudian disetujui oleh semua anggota ahwa. Rais Aam diminta fokus pada pengembangan dan pembinaan Nahdlatul Ulama ke depan.

"Kami berdialog dengan Rais Aam terpilih (Miftahul Akhyar), dia bilang sami na wa ato na (ikut dan patuh)," kata Zainal.

Mitachul Akhyar sendiri adalah Rais Aam PBNU inkumben. Namun ia bukan dipilih ahwa di Muktamar ke-33 NU di Jombang pada 2015 lalu. Ia menggantikan Rais Aam terpilih saat itu, Ma'ruf Amin, yang melepas jabatannya karena maju sebagai Wakil Presiden.

Hal yang sama terjadi di jabatan Ketua Umum MUI. Miftachul Akhyar menggantikan Ma'ruf Amin di tengah jalan dengan alasan yang sama.

Egi Adyatama

Egi Adyatama

Bergabung dengan Tempo sejak 2015. Alumni Universitas Jenderal Soedirman ini sejak awal meliput isu politik, hukum, dan keamanan termasuk bertugas di Istana Kepresidenan selama tiga tahun. Kini menulis untuk desk politik dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus