Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Difabel

Asian Para Games, Kisah Fredy Setiawan yang Tak Suka Badminton

Fredy Setiawan menempati peringkat keempat untuk pebulutangkis disabilitas dunia. Dia menyumbang emas pertama di Asian Para Games 2018.

8 Oktober 2018 | 15.40 WIB

Bukutangkis tunggal putra Indonesia Fredy Setiawan berhasil menaklukkan wakil Thailand Chawarat K dalam pertandingan Asian Para Games 2018 di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Ahad, 7 Oktober 2018. TEMPO/Khory
Perbesar
Bukutangkis tunggal putra Indonesia Fredy Setiawan berhasil menaklukkan wakil Thailand Chawarat K dalam pertandingan Asian Para Games 2018 di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Ahad, 7 Oktober 2018. TEMPO/Khory

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Atlet Asian Para Games, Fredy Setiawan menyumbang medali emas pertama dari cabang olahraga para-badminton. Fredy Setiawan berhasil menaklukkan atlet dari Malaysia Mohammad Noorhilmie, dengan skor 21-6 dan 21-12 pada Minggu, 7 Oktober 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Fredy Setiawan menekuni olahraga para-badminton sejak kelas 3 SMP karena menuruti kehendak orang tua. Fredy menceritakan, awalnya dia tidak menyukai olahraga tepok bulu itu. "Sebenarnya saya lebih suka sepak bola. Tapi karena orang tua mendorong untuk aktif di bulutangkis lama-lama saya jadi suka," ujar Fredy setelah bertanding di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Minggu 7 Oktober 2018.

Bermain di nomor tunggal dan ganda pada cabang olahraga para-badminton, menurut Fredy Setiawan, bukan perkara sulit karena pada prinsipnya metode permainannya sama. Yang membuat berbeda, dia melanjutkan, adalah banyak sedikitnya penonton sehingga mempengaruhi semangat. Penonton yang banyak, kata Fredy Setiawan, bisa membuat dia dan tim lebih bersemangat.

Fredy Setiawan menambahkan, mengalahkan atlet para-badminton asal Thailand lebih sulit ketimbang atlet asal Malaysia. "Atlet Thailand itu lebih sulit karena kakinya lebih kuat dan powernya ada. Kalau Malaysia karena langkah kakinya kurang dan sudah bertemu tiga kali dengan yang sekarang, jadi saya sudah mempelajari permainannya," kata Fredy yang mengalami disabilitas pada tangan.

Saat ini, Fredy Setiawan menempati peringkat keempat untuk pebulutangkis disabilitas dunia. Dia ingin mengikuti jejak idolanya, Taufik Hidayat dan sampai ke pertandingan tingkat olimpiade. "Kalau mau ikut olimpiade, minimal masuk 4 besar. Makanya ini cari poin terus," kata dia.

 

Rini Kustiani

Rini Kustiani

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus