Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Atlet Paralimpiade Khalimatus Sadiyah Mendapat Lencana dari Gubernur Khofifah

Atlet paralimpiade Khalimatus Sadiyah mendapatkan Lencana Jer Basuki Mawa Beya dari Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.

14 Oktober 2021 | 07.20 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Provinsi Jawa Timur memberikan Lencana Jer Basuki Mawa Beya kepada atlet difabel Khalimatus Sadiyah karena berprestasi mengangkat nama daerah. Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa memberikan lencana penghargaan tersebut di Gedung Negara Grahadi Surabaya pada Rabu, 13 Oktober 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Lencana Jer Basuki Mawa Beya Emas merupakan tanda kehormatan tertinggi dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur kepada seseorang yang telah berdedikasi dan berprestasi mengangkat nama Jawa Timur," kata Khofifah. Khalimatus Sadiyah mengharumkan nama Jawa Timur dan Indonesia karena mengukir prestasi tingkat internasional di Paralimpiade Tokyo 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Khalimatus Sadiyah atau biasa disapa Alim lahir di Mojokerto, Jawa Timur, 17 September 1999. Dia adalah atlet bulu tangkis ganda putri klasifikasi SL3-SU5 yang berpasangan dengan Leani Ratri Oktila di Paralimpiade Tokyo 2021. Klasifikasi itu adalah atlet dengan ketidakseimbangan dan keterbatasan bagian tubuh atas.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memberikan Lencana Jer Basuki Mawa Beya kepada atlet paralimpiade Khalimatus Sadiyah di halaman Gedung Negara Grahadi Surabaya pada Rabu, 13 Oktober 2021. Foto: Antaranews

Pada babak final yang berlangsung di Yoyogi National Stadium Tokyo, Jepang, Sadiyah - Ratri meraih medali emas setelah mengalahkan pasangan ganda putri dari Cina, Cheng Hefang - Ma Huihi dalam dua gim langsung. Skornya 21-18, 21-12. Selain lencana, Alim juga mendapatkan bonus prestasi sebesar Rp 750 juta.

Khalimatus Sadiyah mengucapkan terima kasih atas penghargaan tersebut. Menurut dia, prestasi ini tak lepas dari dukungan berbagai pihak. Selain bermain bulu tangkis, Alim yang menyukai olahraga sejak kecil, juga kerap bermain bola voli dan sepak bola. Alim mulai serius menggeluti olahraga bulu tangkis ketika duduk di bangku kelas 5 sekolah dasar dan bergabung dengan klub Bendo Sport di Mojosari, Mojokerto, Jawa Timur.

Di ajang paralimpiade, atlet difabel Indonesia terakhir kali mendapatkan medali emas pada 1980 di Arnhem, Belanda. Dengan begitu, medali emas yang diraih Sadiyah - Ratni pada Paralimpiade Tokyo 2021 adalah kali pertama setelah paceklik medali emas selama 41 tahun. Di Paralimpiade Tokyo 2021, Indonesia menempati peringkat 43 dengan total perolehan dua medali emas, tiga medali perak dan empat medali perunggu.

Baca juga:
Profil Leani Ratri Oktila, 'Ratu Para-Badminton' yang Gemilang di Paralimpiade

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus