Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Golkar telah menunjuk dua kadernya untuk mempersiapkan diri maju pada pilkada DKI Jakarta.
Ridwan Kamil dan Ahmed Zaki bersiap berkontestasi dalam pilkada DKI Jakarta.
NasDem disebut menyiapkan Ahmad Sahroni.
JAKARTA — Sejumlah partai telah berancang-ancang menyiapkan pasangan calon kepala daerah untuk berlaga dalam kontestasi pemilihan kepala daerah (pilkada) 2024. Partai Golkar, misalnya, telah menunjuk kadernya untuk mempersiapkan diri maju dalam pilkada, yang bakal digelar pada November mendatang. Ketua DPP Partai Golkar Dave Akbarshah Fikarno Laksono mengatakan partai berlambang beringin ini telah merekomendasikan dua kadernya untuk ditugaskan maju menjadi bakal calon Gubernur DKI Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (kiri) dan Sekretaris Jenderal Partai Golkar Lodewijk F. Paulus memakaikan jaket partai kepada Ridwan Kamil di kantor DPP Partai Golkar, Jawa Barat, 18 Januari 2023. TEMPO/M Taufan Rengganis
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mereka adalah Wakil Ketua Umum Golkar Ridwan Kamil dan Ketua DPD Partai Golkar DKI Jakarta Ahmed Zaki Iskandar. “Penugasan kepada dua kader Golkar itu sudah diberikan sejak tahun lalu,” kata Dave saat dihubungi pada Selasa, 27 Februari 2024.
Dave menuturkan, selain merekomendasikan menjadi bakal calon Gubernur Jakarta, Golkar mempertimbangkan dan menugasi Ridwan untuk menjadi bakal calon Gubernur Jawa Barat. Golkar akan melihat elektabilitas Ridwan di antara dua provinsi tersebut. Jika memiliki elektabilitas yang tinggi untuk maju dalam pilkada DKI Jakarta, Golkar bakal memberikan jalan bagi Kang Emil—panggilan Ridwan Kamil—untuk maju menjadi orang nomor satu di DKI Jakarta.
Meski begitu, Dave mengatakan keputusan akhir akan diserahkan kepada Kang Emil. Sebab, kabar terakhir, Kang Emil juga ditawarkan masuk ke kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Prabowo-Gibran, calon presiden-wakil presiden, untuk sementara unggul dalam pemilihan presiden sambil menunggu hasil akhir perolehan suara resmi (real count) dari Komisi Pemilihan Umum (KPU). Berdasarkan penghitungan real count hingga Selasa kemarin, pasangan Prabowo-Gibran unggul dengan 58 persen suara.
Pada pilpres 2024, Ridwan Kamil masuk tim pemenangan calon presiden-wakil presiden yang diusung Koalisi Indonesia Maju. Golkar merupakan salah satu anggota koalisi tersebut. “Kabar terakhir memang ditawarkan masuk kabinet Prabowo-Gibran,” ujar Dave.
Partai Golkar, kata Dave, ingin menawarkan salah satu kadernya untuk maju dalam pilkada DKI Jakarta. Ridwan dinilai mempunyai rekam jejak dan kinerja yang baik saat menjadi Wali Kota Bandung serta Gubernur Jawa Barat. Partai berlambang beringin itu akan melakukan survei internal untuk melihat elektabilitas dan peluang Ridwan berlaga dalam kontestasi pilkada di Jakarta serta di Jawa Barat.
Spanduk Ketua DPD Partai Golkar DKI Jakarta Ahmed Zaki Iskandar bersama Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto di Jagakarsa, Jakarta Selatab, 15 Juli 2022.TEMPO/M Taufan Rengganis
Dave menegaskan, keputusan akhir akan diambil berdasarkan hasil survei. "Selain RK (Ridwan Kamil), ada Ahmed Zaki Iskandar yang menjadi pertimbangan partai,” ujarnya. Ahmed Zaki Iskandar, Ketua DPD Golkar DKI yang juga mantan Bupati Tangerang, Banten. Dia menjabat bupati selama dua periode (2013-2023).
Partai Golkar, kata Dave, bakal segera menjajaki koalisi dengan partai lain setelah pemilihan presiden dan pemilihan legislatif selesai. Golkar akan berfokus memetakan figur untuk diusung maju dalam pilkada pada November mendatang. “Sekarang masih menunggu hasil pilpres,” ujarnya. “Setelah itu, kami akan melakukan survei internal untuk memetakan calon kepala daerah.”
Dihubungi secara terpisah, Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Ace Hasan Syadzily menguatkan pernyataan Dave bahwa partainya telah merekomendasikan dua nama untuk menjadi calon Gubernur DKI Jakarta, yaitu Ridwan Kamil dan Ahmed Zaki. Golkar telah memberikan penugasan kepada Ridwan dan Ahmed untuk menaikkan popularitas serta elektabilitas keduanya. “Penentuan siapa yang dipilih Golkar nanti setelah dilakukan survei khusus terhadap kedua kandidat itu. Siapa yang berpotensi lebih unggul akan diputuskan nanti,” ujarnya.
Ridwan Kamil sempat memberikan gimik politik dengan mengunggah video di akun Instagram-nya, @ridwankamil. Dalam video itu, Ridwan menunjukkan potongan foto-foto baliho dirinya yang mengenakan kemeja kotak-kotak dan menggendong tas ransel. Dalam papan iklan tersebut tertulis “Lagi jalan ke mana, Kang? OTW Jakarta nih.”.
Kang Emil meminta semua pihak bersabar dan menunggu soal rencana keterlibatan dirinya dalam agenda politik dalam pilkada DKI Jakarta. Ia mengaku masih mempertimbangkan sejumlah aspek dalam menentukan langkah politiknya ke DKI-1. “Jika waktunya sudah tepat, saya berjanji memberikan keterangan resmi perihal keputusan yang dipilih,” ujarnya.
Adapun Bendahara Umum Partai NasDem Ahmad Sahroni mengaku siap melawan Kang Emil jika diamanatkan partainya untuk maju dalam pilkada DKI Jakarta. Sahroni optimistis bisa mengalahkan Kang Emil jika maju dalam pilkada DKI. Menurut dia, persaingan akan lebih mudah jika lawannya adalah Ridwan Kamil. “Kalau Ridwan Kamil kan baru mau maju ke Jakarta. Kalau gua (saya), sudah di Jakarta,” ucap Sahroni dalam wawancara pada pekan ini. “Jadi, gua anytime gampang. Kalau Ridwan Kamil doang mah gampang lawannya.”
Partai NasDem telah memasukkan nama Ahmad Sahroni sebagai calon gubernur sejak 2022. Selain Sahroni, nama lain yang masuk radar partai besutan Surya Paloh itu untuk diusung menjadi calon gubernur adalah Ketua Bidang Kesehatan Partai NasDem Okky Asokawati dan Sekretaris Wilayah Pengurus Wilayah NasDem DKI Wibi Andrino.
Politikus NasDem Bestari Barus mengatakan NasDem akan lebih cepat daripada partai lainnya dalam memutuskan dan mengumumkan calon Gubernur DKI Jakarta dalam pilkada 2024. “Kalau partai yang lain baru berwacana, NasDem tidak akan demikian,” ujar Bestari dalam keterangannya pada 7 Januari 2022.
Partai Keadilan Sejahtera juga tengah menggodok nama-nama figur untuk dicalonkan menjadi Gubernur DKI Jakarta. Wakil Sekretaris Jenderal PKS Muhammad Arfian mengatakan proses pemilihan bakal calon Gubernur DKI Jakarta dari PKS telah dimulai. Salah satu nama yang diusulkan adalah Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera. Selain itu, nama Ahmad Sahroni berpotensi masuk menjadi usulan dari luar partainya. “Tapi nama Ahmad Sahroni belum masuk ke pembicaraan pimpinan,” ujarnya.
Sedangkan Partai Gerindra baru akan memetakan figur yang bakal mereka usung sebagai Gubernur DKI Jakarta setelah proses pemilu legislatif dan presiden selesai. “Kami masih berfokus pada penghitungan suara pemilihan presiden 2024 dan belum menjaring nama satu orang pun,” ujar Ketua Pengurus Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad.
Koalisi Pilpres Berlanjut di Pilkada
Menanggapi persiapan perhelatan pilkada DKI Jakarta, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komarudin melihat Golkar mengambil langkah berani dengan mengumumkan nama-nama kandidat meski pilkada masih enam bulan lagi. Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 2 Tahun 2024 telah menetapkan jadwal pendaftaran pasangan calon dimulai pada 24 Agustus 2024.
Ujang menilai penunjukan figur-figur tersebut memperlihatkan Golkar telah siap dan memiliki stok calon yang dianggap kuat untuk bersaing di tingkat daerah. “Dengan mengumumkan kandidat yang akan diusung lebih awal, masyarakat bisa mempelajari rekam jejak figur yang akan mereka pilih.”
Menurut Ujang, Golkar tampaknya belajar dari langkah NasDem yang menerapkan strategi mengumumkan kandidat yang akan mereka usung lebih awal. Dengan strategi itu, menurut Ujang, partai berpotensi mendapatkan dampak elektoral dari calon yang akan mereka usung. “Strategi NasDem bisa dianggap berhasil saat mengusung Ridwan Kamil dalam pilkada Jawa Barat pada 2013,” ujarnya.
Pada pilkada tahun ini, Ujang melihat potensi kerja sama antarpartai yang tergabung dalam kongsi pilpres akan berlanjut. Golkar, misalnya, berpotensi lebih besar untuk menggandeng partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju. Koalisi partai pengusung pasangan Prabowo-Gibran itu terdiri atas Partai Gerindra, Golkar, Demokrat, Partai Amanat Nasional, Partai Bulan Bintang, Partai Solidaritas Indonesia, Partai Garuda, Partai Gelora, dan Partai Prima.
Partai pengusung Prabowo-Gibran itu, menurut Ujang, berpotensi saling mendukung setiap kader yang kuat dari masing-masing partai di berbagai daerah. Ujang memperkirakan pendekatan kerja sama antarkoalisi dalam pemilihan presiden itu bakal terjadi juga di koalisi partai lain untuk menjaring kandidat calon kepala daerah. “Tinggal mencari kader partai yang dinilai berpotensi di daerah dan partai koalisinya akan mendukung secara bersama-sama,” ujarnya. “Hubungan partai di koalisi saat pilpres sepertinya bisa berlanjut di tingkat daerah.”
IMAM HAMDI
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo