Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Bah Di Mana-Mana

Tebing tinggi terendam banjir. di deli serdang, bah menewaskan 4 orang. di tarutung, tanggul sungai seigeaon jebol. di riau hubungan darat terputus. penyebabnya penggundulan hutan. (dh)

1 Desember 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEBING Tinggi yang baru 2 bulan mendapat Parasamya Purnakarya Nugraha, dan sempat dinyatakan sebagai bebas banjir, 13 November lalu justru terendam. Selama 3 hari air yang sampai kedalaman 2 meter menggenangi rumah-rumah penduduk di kota yang 34 m di atas permukaan laut itu. Tak seorang pun menduga terjadi air bah setelah banjir 7 tahun sebelumnya. Apalagi Selasa siang 13 November itu matahari bersinar cukup terik. Tepat jam 12, mendadak air Sungai Padang dan Bahilang meluap. Yang paling menderita tentu penduduk sekitar 2 sungai yang membelah kota itu seperti Desa Bulian, Semut, Bandar Sakti, Berohol dan Mandailing. Korban jiwa memang tak ada. Tapi jalan-jalan, diperkirakan 30 km lebih, rusak total. Padahal Tebing Tinggi baru saja seminggu selesai memperbaiki jalanjalan dalam kota seperti Jalan Sudirman Tendean dan Jalan Dolok Masihul. Semuanya rusak dengan kerugian ratusan juta rupiah. "Kami seperti tak putus-putusnya memperbaiki jalan-jalan itu. Biayanya pun sulit diperoleh. Kami seperti merengek-rengek ke pusat. Itu pun baru satu-dua tahun kemudian turun. Sekarang, kena banjir beberapa hari saja jebol," kata Walikota Tebing TinsJgi Amiruddin Lubis, (34 tahun), yang telah 4 tahun menduduki jabatannya Membantah isu penyebab banjir adalah got-got yang tersumbat menurut Amiruddin banjir kali ini disebabkan penggundulan hutan-hutan di Gunung Simbolon dan dataran tinggi Danau Toba. 4 tewas Tebing Tinggi tidak sendirian. Masih ada yang lebih parah Kabupaten Deli Serdang, juga di Sumatera Utara. Bahkan di sana 4 orang tewas akibat banjir 5 hari berturut-turut. Lebih dari itu 4.000 ha sawah -- di Kecamatan Pantai Cermin, Sungai Rampah dan Tanjung Beringin -- hancur terendam. Seperti halnya di Tebing Tinggi, orang Deli Serdang juga tidak menduga bakal kebanjiran. Sebab sudah 40 tahun tak pernah mengenal air bah. Juga penyebab banjir di sini pun adalah penggundulan hutan. Di Tarutung banjir sejak Minggu malam 18 November sempat menjebol tanggul Sungai Sigeaon. Jalan penghubung antara Sumatera Utara dan Sumatera Barat putus sepanjang 200 km. Dan hampir seluruh dataran rendah sepanjang timur Sumatera Utara terendam. Sejlk awal November, di sana memang hujan turun setiap hari. Sejak awal November itu pula, Riau juga dilanda banjir. Hubungan darat Pekanbaru-Rengat dan Rengat-Padang, juga putus. Kendaraan umum terkurung di jalan karena rakit penyeberangan tidak berfungsi. Yaitu di Lubuk Jambi yang menghubungkan Rengat-Padang dan di Pasir Ringgit yang menghubungkan Pekanbaru-Rengat. Seperti dimaklumi setiap kali musim hujan tiba, daerah sepanjang tepi Sungai Inderagiri, Kampar dan Siak selalu kebanjiran. Bahkan banjir tahun lalu sempat menimbulkan kerugian sekitar Rp 1,8 milyar. Terutama di Kabupaten Kampar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus