Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Bahlil Usulkan Pemilu Kembali ke Proporsional Tertutup: Banyak Politik Uang

Bahlil menilail pemilu dengan sistem proporsional terbuka rawan politik uang.

27 Juli 2024 | 20.13 WIB

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 11 Juni 2024. Rapat tersebut membahas rencana kerja pemerintah dan rencana kerja anggaran tahun anggaran 2025 serta evaluasi pelaksanaan anggaran tahun 2023 dan realisasi anggaran. TEMPO/M Taufan Rengganis
Perbesar
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 11 Juni 2024. Rapat tersebut membahas rencana kerja pemerintah dan rencana kerja anggaran tahun anggaran 2025 serta evaluasi pelaksanaan anggaran tahun 2023 dan realisasi anggaran. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Golkar Bahlil Lahadalia mengatakan sebaiknya pemilihan umum atau Pemilu legislatif ataupun eksekutif digelar secara proporsional tertutup. Dia menyebut demokrasi yang terbuka seperti saat ini justru membuat orang tak punya kapasitas kepemimpinan bisa terpilih karena hanya memiliki logistik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Kembali pemilihan tertutup saja, dipilih DPR saja. Ditusuk partainya. Itu lebih murah,” kata Menteri Investasi/Kepala Koordinasi Penanaman Modal itu dalam kuliah umum di Universitas Paramadina, Sabtu, 27 Juli 2024. Senyampang itu, Bahlil mengatakan dalam pemilihan bupati, wali kota, dan gubernur juga dipilih DPR. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam pemilihan secara tertutup, masyarakat hanya mencoblos partai saja. Nantinya, partai akan menunjuk atau memilih kader mereka sendiri untuk maju sebagai anggota legislatif. Sementara, dalam demokrasi terbuka seperti ini, Bahlil menilai banyak terjadi politik uang. 

“Sekarang kalau pemilihan banyak politik uang. Berarti rakyat kita ajarin macam-macam waduh, sedih,” kata dia.

Menurut Bahlil, sistem tertutup akan memberi kesempatan bagi kader yang berproses sejak awal di partai.  “Supaya yang jadi itu yang betul-betul berproses. Jangan yang tidak pernah berproses karena punya duit, beli jabatan. Kalau orang berproses pasti memiliki kepemimpinan yang kuat,” kata dia.

Bahlil mengatakan dalam sistem demokrasi seperti pemilihan umum saat ini yang terjadi justru politik uang. Dia mengatakan para calon pemimpin di negeri ini bisa mengeluarkan uang miliaran rupiah hanya untuk mendapat jabatan. Demokrasi yang seperti ini, kata Bahlil, akan merusak sistem sosial bangsa. “Saya harus jujur dalam hal ini,” kata 

Tak hanya itu, Bahlil mengatakan pemilihan umum di Indonesia seperti sepak bola karena ada pembagian babak. Babak pertama masyarakat mencoblos di TPS, kedua penyelenggara pemilihan, dan ketiga menggugat ke mahkamah konstitusi. 

Bahlil mengatakan pemain belum tentu menang tiap babak. “Menang babak pertama belum tentu menang babak kedua. Demorkasi ini perlu ada perubahan,” kata Bahlil.

Adil Al Hasan

Bergabung dengan Tempo sejak 2023 dan sehari-hari meliput isu ekonomi. Fellow beberapa program termasuk Jurnalisme Data AJI Indonesia.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
Ā© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus