Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Satuan Tugas atau Satgas Nusantara Kepolisian RI Inspektur Jenderal Gatot Edi Pramono mengatakan, satuannya mengutamakan pendekatan soft approach untuk mendinginkan suasana pemilihan kepala daerah atau Pilkada serentak 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Soft approach lebih mendominasi, yaitu 80 persen. Sedangkan hard approach, penegakan hukum hanya 20 persen," kata Gatot dalam diskusi Setara Institute di AOne Hotel, Jakarta Pusat, Kamis, 8 Februari 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gatot menjelaskan, langkah-langkah yang masuk ke dalam soft approach yaitu melalui manajemen sosial, manajemen media, dan kemitraan.
Dalam manajemen sosial, Satgas Nusantara Polri berkoordinasi dengan tokoh-tokoh yang memiliki pendukung dari akar rumput. "Kami minta beliau bersuara menyampaikan bagaimana pilkada berjalan aman lancar," katanya. Adapun cara penyampaiannya adalah dengan memberikan ruang kepada mereka melalui talkshow di televisi dan radio, membuat tulisan, dan menyampaikan ceramah di tempat ibadah.
"Intinya bagaimana menyuarakan kesejukan-kesejukan supaya kontestasi politik yang menjadi polarisasi masyarakat yang memanas, didinginkan lagi. Sehingga tidak terjadi ledakan-ledakan yang menyebabkan instabilitas," ujarnya.
Selanjutnya melalui manajemen media, Gatot menjelaskan bahwa satuannya akan mengoptimalkan penggunaan media massa dan sosial. Misalnya membuat pesan-pesan pendek melalui media sosial, lalu diviralkan agar menjaga pilkada aman, kondusif, dan tidak mencederai persatuan kesatuan.
Sedangkan melalui kemitraan, Satgas Nusantara Polri bekerjasama melakukan kegiatan fisik. "Jika agama Islam melaksanakan istigosah, tabligh akbar, melaksanakan bakti sosial, olahraga bersama. Kalau nonmuslim bersama pendeta-pendeta, pastor-pastor. Kami membantu kegiatan bersifat fisik di daerah yang kami anggap rawan," ujarnya.