Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Jalan di Tempat Cawapres Dua Koalisi

Bakal cawapres di Koalisi Indonesia Maju dan koalisi PDIP tak berubah. Cawapres Ganjar dan Prabowo segera diputuskan.

23 September 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Empat nama cawapres beredar di lingkup internal Koalisi Indonesia Maju.

  • Peluang Sandiaga dan Mahfud menjadi cawapres semakin kuat.

  • Peluang Gibran menjadi cawapres tergantung putusan MK.

JAKARTA – Peta kandidat calon wakil presiden di Koalisi Indonesia Maju maupun poros koalisi PDI Perjuangan masih berkutat pada nama-nama yang sama. Kedua poros koalisi masih menjajaki peluang nama-nama kandidat calon wakil presiden yang akan mendampingi Ganjar Pranowo maupun Prabowo Subianto dalam pemilihan presiden 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Koalisi Indonesia Maju masih berfokus pada nama-nama yang telah disampaikan ke publik,” kata Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional Eddy Dwiyanto Soeparno, Jumat, 22 September 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Eddy mengatakan, Koalisi Indonesia Maju—gabungan Partai Gerindra, Partai Golkar, PAN, Partai Demokrat, dan Partai Bulan Bintang—masih berkutat di empat nama kandidat calon wakil presiden. Mereka adalah Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra, dan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.

Dari keempat nama itu, kata Eddy, peluang Gibran menjadi cawapres akan terbuka jika Mahkamah Konstitusi mengabulkan uji materi Pasal 169 huruf q Undang-Undang Pemilu. Pasal ini mengatur usia calon presiden dan wakil presiden minimal 40 tahun. Para pemohon menghendaki usia calon diturunkan menjadi 35 tahun, persis sama dengan umur Gibran.

Di luar nama-nama tersebut, Eddy mengatakan, Koalisi Indonesia Maju juga membuka peluang Partai Demokrat mengajukan kandidat cawapres. Demokrat secara resmi bergabung ke Koalisi Indonesia Maju, dua hari lalu. “Jika Demokrat mengajukan Mas Agus Harimurti Yudhoyono, silakan. Semua terbuka untuk dibahas,” kata Eddy.

Bakal calon presiden yang juga Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dalam Rapimnas Partai Demokrat, di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, 21 September 2023. TEMPO/M. Taufan Rengganis

Menurut Eddy, para ketua umum partai politik di Koalisi Indonesia Maju akan kembali bertemu dalam waktu dekat ini. Mereka akan membahas sejumlah agenda, termasuk kandidat calon wakil presiden.

Koalisi Indonesia Maju memastikan akan menetapkan kandidat cawapres yang bakal mendampingi Prabowo Subianto sebelum pendaftaran pasangan calon presiden ke Komisi Pemilihan Umum. Pendaftaran calon presiden dijadwalkan pada 19-25 Oktober 2023.

Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi mengatakan, anggota Koalisi akan mendiskusikan kandidat cawapres, lalu diserahkan kepada Prabowo untuk memutuskannya. “Yang jelas, cawapres Pak Prabowo harus punya nilai elektoral tinggi karena elektabilitas capres saat ini beda tipis,” kata Viva.

Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Nurul Arifin mengatakan, partainya tetap mendorong Airlangga yang dipilih sebagai cawapres di Koalisi Indonesia Maju. Nurul Arifin juga menyinggung peluang Gibran. Ia mengatakan, peluang Gibran menjadi cawapres sangat tergantung hasil uji materi Pasal 169 huruf q UU Pemilu. “Kita lihatlah nanti, mudah-mudahan enggak ada perubahan,” katanya. 

Relawan PS19forwardGP24 berswafoto saat deklarasi dukungan untuk Ganjar Pranowo sebagai calon presiden pada Pemilu 2024, di Pekanbaru, Riau, 1 September 2023. ANTARA/Rony Muharrman

Posisi Koalisi Indonesia Maju hampir serupa dengan poros koalisi PDI Perjuangan, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Hanura, dan Partai Perindo. Peta cawapres di koalisi ini juga masih berkutat di beberapa nama yang sudah mengemuka di lingkup internal mereka.

Ketua DPP PDI Perjuangan Andreas Hugo Pereira mengatakan, kandidat cawapres pendamping Ganjar masih serupa dengan nama yang selama ini menggelinding, yaitu Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md., Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, mantan Panglima TNI Andika Perkasa, dan Gibran Rakabuming Raka.

Andreas mengatakan, nama-nama itu bisa saja berubah sesuai dengan dinamika perkembangan politik menjelang pendaftaran calon presiden. “Semuanya masih bisa berubah, mengingat dinamika politik saat ini yang sangat cepat berubah menjelang pendaftaran pasangan calon presiden,” kata Andreas.

Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani (kanan) dan bakal calon presiden PDI Perjuangan Ganjar Pranowo (kiri) saat konsolidasi pemenangan partai PDIP dan Ganjar di Stadion Jati Diri, Semarang, Jawa Tengah, 25 Agustus 2023. ANTARA/Makna Zaezar

Juru bicara PPP, Usman Tokan, mengatakan, sampai hari ini, partai pendukung Ganjar masih berfokus pada pembahasan pemenangan Ganjar. Adapun urusan calon wakil presiden akan segera dibahas oleh para ketua umum partai politik di poros koalisi PDIP.

“Kami berharap Bu Mega (Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri) memilih Pak Sandi,” kata Usman. Ia melanjutkan, jika Sandi tidak dipilih, PPP berharap kandidat cawapres Ganjar masih memiliki keteririsan dengan partainya.

Adapun Sekretaris Jenderal PPP Muhammad Arwani Thomafi menyebutkan ada dua nama yang berpotensi menjadi cawapres dari Ganjar. Keduanya adalah Sandiaga dan Mahfud. “Nama kandidat yang sudah di koalisi lain sudah dicoret,” kata Arwani.

Pengamat politik Aditya Perdana meyakini kedua poros koalisi tidak akan mengambil risiko dengan memilih nama baru sebagai cawapres. “Nama yang beredar hari ini relatif sudah ajek, cuma tinggal mereka memutuskan pilihan itu berdasarkan apa,” kata Aditya.

Ia melihat kandidat cawapres di poros koalisi PDIP yang mempunyai elektabilitas tinggi adalah Sandiaga dan Mahfud. Kedua nama ini dinilai memiliki kelebihan masing-masing. Hanya, kata Aditya, Sandi tidak cukup kuat untuk menjaring suara kalangan nahdliyin—sebutan anggota Nahdlatul Ulama. “Mahfud dipertimbangkan karena bisa menjaring suara NU,” katanya. 

Adapun di poros Koalisi Indonesia Maju, Aditya melihat peluang Erick Thohir lebih kuat menjadi pendamping Prabowo dibanding kandidat cawapres lainnya. Erick mempunyai elektabilitas tinggi dan dekat dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

JIHAN RISTIYANTI

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus