Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Sosial menyatakan jumlah korban akibat gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat, kini mencapai 563 jiwa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Data yang dirilis posko utama itu kan masih 555, berarti ada selisih 8 jiwa," kata Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos Harry Hikmat di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu, 25 Agustus 2018.
Harry menyebut, 8 korban tambahan terdiri atas 7 korban yang tinggal di Sumbawa dan 1 orang meninggal di posko sewaktu kunjungan Wakil Presiden Jusuf Kalla ke Lombok.
Dalam data yang diperoleh per tanggal 23 Agustus 2018, Kemensos mencatat korban meninggal 563 jiwa, terdiri atas 12 jiwa di Kota Mataram, 45 Jiwa di Lombok Barat, 471 jiwa korban di Lombok Utara, 2 jiwa di Lombok Tengah, 26 korban jiwa di Lombok Timur, Sumbawa Barat Daya 2 jiwa, dan Sumbawa Besar 5 jiwa.
Data yang meninggal dikonfirmasi dengan cara mendatangi korban secara door-to-door, dan divalidasi pejabat pemerintah. Namun, mereka tetap memeriksa lebih lanjut kemungkinan ada penambahan korban.
"Lagi dipantau yang Sumbawa. Sumbawa ibaratnya baru H+sekian yang coba kami lagi petakan, kami identifikasi ulang, tapi 7 orang sudah teridentifikasi, terverifikasi," kata Harry.
Sementara itu, data korban luka hingga tanggal 23 Agustus 2018 mencapai 1.116 jiwa. Jumlah pengungsi terakhir mencapai 417.529 jiwa dan rumah rusak sekitar 71.937 jiwa.
Harry mengklaim, pemerintah sudah menyerahkan santunan kepada korban meninggal. Pemerintah sudah menyerahkan sekitar Rp 8,34 miliar untuk 556 korban meninggal. Sementara itu, 7 korban meninggal yang baru diidentifikasi akan diserahkan bantuan pada pekan ini. "Di luar dari 7 ini santunan ahli waris sudah diselesaikan, jumlahnya 556 ditambah 7 menjadi 563. Ini akan dibereskan Ahad besok," kata Harry.