Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

politik

Bhrischo Jordy Perintis Papua Future Project Peduli Pendidikan Anak-anak Pulau Masinam Papua Barat

Brischo Jordy menggagas Papua Future Project untuk turut meningkatkan kualitas pendidikan anak-anak di Pulau Mansinam, Papua Barat.

22 Juli 2024 | 08.01 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Anak-anak Pulau Masinam, Papua Barat begitu dekat dengan Brischo Jordy Dudi Padatu perintis dan ketua program Papua Future Project (PFP).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kegiatan yang diinisiasi Brischo Jordy ini bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan di Pulau Mansinam yang terletak sekitar 6 kilometer dari Kabupaten Manokwari, Papua Barat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Program ini berupa program Pojok Baca dan kelas tambahan yang diadakan setiap hari Sabtu dengan memberikan assessment untuk menulis, membaca, berhitung, kemudian pengetahuan lain yang berhubungan dengan lingkungan, alam, dan kesehatan seperti cara mendaur ulang sampah, vaksinasi, imunisasi, pencegahan malaria, dampak stunting, dampak pernikahan dini, serta dampak perubahan iklim dan pencemaran laut. 

Brischo menjelaskan, dalam menjalankan program ini, ia membentuk suatu struktur lembaga dengan sepuluh orang lainnya yang juga menjadi koordinator bidang. “Biasanya project disiapkan dalam pertemuan yang dilaksanakan kurang lebih tiga kali seminggu,” katanya kepada Tempo.co awal Juli lalu.

Moto dari kegiatan Papua Future Project adalah Every Child Matters, dengan harapan mutu pendidikan untuk anak-anak di Papua, khususnya di Pulau Mansinam dapat setara dengan kualitas pendidikan anak-anak di daerah lain.

Saat ini Bhrisco sedang menempuh Pendidikan S1 di President University dan mengambil jurusan International Relations with Diplomacy Concentration untuk merekrut anggota tim dari program Papua Future Project, Bhrisco menggunakan sosial media dan mensosialisasikan kegiatan ini kepada teman-temannya di Papua.

Program Papua Future Project rencananya akan dilaksanakan di enam titik di Papua Barat, tak hanya di Pulai Masinam.

 Bhrischo yang lahir dan dibesarkan di Papua merasa bahwa ia ingin berpartisipasi meningkatkan kualitas pendidikan anak-anak dan pemuda di Papua yang kelak akan menjadi masa depan Papua. 

Selanjutnya: Motivasi Putra Papua



Bhrisco merasa cukup simpatik melihat Pulau Mansinam, salah satu tempat penyebaran agama Kristen masih memiliki banyak anak-anak yang belum mahir dalam membaca-menulis-dan berhitung. Setelah melakukan pengamatan dan bertanya-tanya dengan orang tua anak-anak di sana, ternyata jumlah SDM dan kemampuan guru pengajar masih sangat minim.

Menurut Brisco, masih banyak anak kelas 5 atau 6 yang tidak dapat membaca lancar sedangkan tuntutan harus mengebut mengikuti kurikulum nasional.

Anak-anak didik Bhrischo Jordy dari Papua Future Project (PFP) di Pulau Mansinam yang berada sejauh 6 kilometer dari Kabupaten Manokwari, Papua Barat. Foto: Istimewa

Di Pulau Mansinam hanya terdapat satu Sekolah Dasar sedangkan tenaga pengajar tidak maksimal karena guru biasanya baru datang pukul 9 dan pulang ketika pukul 12 membuat kegiatan belajar mengajar menjadi tidak efektif.

Untuk itu Bhrisco mencoba memberi bantuan pendampingan dengan sistem yang menyenangkan tapi tetap dapat menghasilkan anak-anak yang meningkat kemampuannya dalam membaca-menulis-dan berhitung. Selain itu masih ada banyak orang tua yang belum sadar bahwa anak perempuan juga perlu pentingnya mengenyam Pendidikan sehingga Bhrisco dan timnya perlu melobi dan membujuk untuk memberi pencerahan pentingnya Pendidikan tersebut.

Saat PFP dibentuk pada 2021, sistem pembelajaran dilaksanakan dengan metode asynchronous learning method yaitu memutar video yang sudah disiapkan oleh anggota PFP di Jakarta untuk kemudian dipertontonkan dan dipraktekkan karena pada saat itu Indonesia masih terkena dampak pandemi Covid-19 dan diadakan lockdown sehingga sulit untuk melakukan proses belajar-mengajar secara langsung. Namun setelah pandemi selesai pada 2022, proses pembelajaran tatap muka pun dapat dilaksanakan.

“Program PFP yang awalnya hanya memberi dukungan di bidang pendidikan di Pulau Masinam kemudian berkembang di bidang isu lingkungan dan youth empowerement.,” kata Brischo.

Program ini diawali di Pulau Mansinam karena tempat ini dianggap sebagai tonggak peradaban Papua yaitu tempat penyebaran kitab Injil, sehingga diharapkan aspek pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia di pulau ini dapat lebih diperhatikan.

Capaian kegiatan tidak hanya dijalankan di Pulau Mansinam dan 6 kampung lainnya tetapi kini PFP sudah memiliki 13 kampung binaan dengan program Pojok Baca di Kabupaten Manokwari, Kabupaten Sorong, Kabupaten Raja Ampat, Kota Jayapura, dan Kabupaten Manokwari Selatan.

“Bumi dan alam sangat mendukung keberlangsungan hidup orang Papua, untuk itu saya ingin pendidikan di Papua tidak hanya sebagai lembaga pendidikan formal tetapi juga tempat untuk menjawab permasalahan lingkungan sampai di tingkat akar rumput, dalam hal ini mensosialisasikan pentingnya menjaga alam,” kata dia.

Selanjutnya: Papua Future Project

Kegiatan Papua Future Project  awalnya dilakukan 15 orang termasuk volunteer dengan kelompok sasaran SATU Indonesia Awards 2022 sebanyak 80 anak, namun saat ini PFP sudah berhasil memfasilitasi lebih dari 500 anak asli Papua dari enam kampung di wilahan Papua Barat termasuk Pulau Mansinam, setidaknya terdapat 270 anak muda dari seluruh Indonesia yang memberi donasi berupa uang dan materi untuk keberlangsungan kegiatan ini selama satu tahun ke belakang.

Tokoh inspiratif dan penerima apresiasi Semangat Astra Terpadu Untuk atau SATU Indonesia Awards 2022 ini mengatakan, pada 2023 PFP mendapat dukungan dari Pemerintah Daerah Papua Barat di bidang Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) berupa pemberian dana hibah setiap tahun. Untuk kepengurusan nota kesepahaman, PFP didaftarkan sebagai LSM dengan nama Lembaga Masa Depan Papua.

Meskipun begitu, dana dari pemerintah yang tidak kunjung cair menghambat keberlangsungan program yang direncanakan tim PFP. Untuk menjalankan program belajar mengajar di Pulau Mansinam, diperlukan menyeberang dari Kabupaten Manokwari dengan suatu kapal, biaya sewa kapal ini untuk pulang-pergi mencapai Rp300 ribu sehingga komunitas PFP perlu mengalokasikan dana untuk keperluan ini.

Sekarang komunitas PFP sudah memiliki sekitar 300 anggota di seluruh Indonesia, para anggota di luar Papua juga ikut berpartisipasi jarak jauh dengan mencari donasi. PFP pun menjadi Mitra NGO Potensial oleh UNICEF dan Kementerian Kesehatan karena berkontribusi dalam mengedukasi imunisasi 2022, dan ditunjuk sebagai delegasi lokal Pra-KTT ke-4 Y20 di Indonesia di Manokwari mewakili komunitas pemuda yang memberikan Pendidikan Inklusif 2022

Harapan Bhrischo Jordy untuk PFP adalah anak-anak di Papua dapat mengoptimalkan potensi yang mereka miliki dan selalu mendapat dukungan untuk menjadi pribadi yang lebih baik khususnya di bidang pendidikan.

“Saya sangat berharap mereka lebih memahami isu terkini seperti isu kesehatan dan lingkunga sehingga dapat berpartisipasi meningkatkan potensi yang dimiliki oleh Pulau Papuam” katanya. Bhrischo juga ingin program Pojok Baca semakin berkembang di kabupaten atau provinsi lain, rencananya bulan Juli akan dimulai program Pojok Baca di Teluk Wondama.

ISABELLLA  AIDA MUNIRA 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus