Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Keluarga dari Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD buka suara terkait kejadian penggerudukan yang terjadi di rumahnya di Pamekasan, Madura kemarin, Selasa, 1 November 2020. Mereka mengatakan bahwa saat kejadian, rumah hanya dihuni oleh ibu dan kakak Mahfud saja yang sudah sepuh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kakak saya yang melihat di luar dan merasa ketakutan. Ibu saya usianya 90 tahun dan kakak saya 70 tahun, jadi di sini penghuninya perempuan semua," kata adik Mahfud, Siti Marwiyah, yang mewakili ibu dan kakaknya berbicara, dalam video pendek, Rabu, 2 November 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Siti mengatakan saat kejadian kemarin, ibunya tengah beristirahat usai salat Dzuhur. Namun kemudian keramaian mulai terdengar dari luar rumah. Kakak Mahfud yang juga tinggal di sana, yang mengecek keadaan dan melihat bahwa massa sudah berkumpul depan rumah.
"Kejadian kemarin siang setelah salat dzuhur itu, ibu sedang istirahat, kemudian ada ramai di depan sampai gedor-gedor pintu, naik pagar," kata Siti.
Ia mengatakan selain ibu dan kakaknya yang telah berusia lanjut, rumah itu juga dihuni oleh satu asisten rumah tangga dan satu perawat. Tak ada satu pria pun di rumah tersebut. Aksi berlangsung sekitar 10 menit sebelum akhirnya Kapolres setempat tiba di lokasi.
"Kejadian kemarin memang mencekam lah untuk kami. Perawat telepon semua untuk menginfokan bahwa di luar itu ramai, langsung koordinasi dengan Pak Kapolres juga," kata Siti.
Kepala Bidang Humas Polda Jawa Timur Komisaris Besar Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan massa ini sebelumnya menggelar unjuk rasa di kantor polisi. "Penyampaian pendapat di Polres terkait dengan pemanggilan pemeriksaan HRS (Rizieq Shihab) di Polda Metro Jaya," kata Trunoyudo.
Mahfud sendiri buka suara terkait penggerudukan rumah ibunya, lewat Twitter pribadinya @mohmahfudmd.
"Saya selalu berusaha menghindar untuk menindak orang yang menyerang pribadi saya karena khawatir egois dan sewenang-wenang karena saya punya jabatan. Saya siap tegas untuk kasus lain yang tak merugikan saya. Tapi kali ini mereka mengganggu ibu saya, bukan mengganggu Menko Polhukam," kata Mahfud dalam cuitannya.