Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

BIN Temukan Lokasi WNI Disandera Abu Sayyaf  

Kepala BIN Sutiyoso mengatakan pemerintah kini sudah mengetahui lokasi persembunyian para sandera.

31 Maret 2016 | 18.53 WIB

Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso, memberikan keterangan kepada awak media setelah berhasil menjemput kelompok bersenjata Din Minimi, di Bandar Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, 29 Desember 2015. Sutiyoso menyatakan kelompok Din Minimi tidak
Perbesar
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso, memberikan keterangan kepada awak media setelah berhasil menjemput kelompok bersenjata Din Minimi, di Bandar Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, 29 Desember 2015. Sutiyoso menyatakan kelompok Din Minimi tidak

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Intelijen Negara Sutiyoso mengatakan pihaknya terus bekerja sama dengan badan intelijen Filipina dalam upaya membebaskan sepuluh warga negara Indonesia yang disandera kelompok Abu Sayyaf.

"Saya terus perintahkan secara ketat. Bekerja sama dengan intelijen Filipina untuk mengikuti perkembangan," kata Sutiyoso sebelum menemui Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana, Kamis, 31 Maret 2016. Menurut dia, BIN terus memantau perkembangan kondisi upaya pembebasan sandera dan terus memberi informasi itu kepada pemerintah, termasuk Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.

Sutiyoso mengatakan pemerintah kini sudah mengetahui lokasi persembunyian para sandera. Indonesia, kata dia, menyiapkan beberapa opsi untuk menyelamatkan para sandera. Namun, pemerintah berhati-hati mengambil langkah demi keselamatan para WNI. "Karena keselamatan sandera adalah prioritas utama," katanya.

Meski terus bekerja sama dengan badan intelijen Filipina, Sutiyoso memahami jika Filipina menolak bantuan yang ditawarkan Indonesia. Menurut dia, kasus penculikan terjadi di Indonesia, kemungkinan pemerintah juga memilih menyelesaikan sendiri tanpa melibatkan negara lain. "Mereka mungkin harga diri dan reputasi jadi pertimbangannya," katanya.

Sepuluh WNI disandera pasukan militan Abu Sayyaf pada Senin, 28 Maret 2016. Mereka disandera menyusul pembajakan dua kapal berbendera Indonesia di perairan Filipina. Sepuluh WNI tersebut merupakan anak buah kapal.

Hingga saat ini, belum diketahui di mana sepuluh WNI tersebut. Untuk sementara, diduga penyanderaan didasarkan motif ekonomi. Sebab, kelompok tersebut meminta sejumlah uang sebagai tebusan.

ANANDA TERESIA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ananda wardhiati teresia

Ananda wardhiati teresia

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus