Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

BPN Usulkan Pertemuan Jokowi Dengan Prabowo Setalah 22 Mei

Wakil Ketua Umum BPN Priyo Budi Santoso berpendapat Prabowo Subianto tidak perlu bertemu dengan utusan Jokowi dalamw aktu dekat

25 April 2019 | 15.52 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Badan Pemenangan Nasional (BPN), Priyo Budi Santoso berpendapat calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto tidak perlu bertemu dengan utusan dari Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Ma'ruf dalam waktu dekat ini.  "Moment yang tepat adalah setelah semua nanti ketok palu dari KPU," ujar Priyo di Kantor KPU, Jakarta Pusat, Kamis, 25 April 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sekretaris Jendral Partai Berkarya ini menawarkan pertemuan antara Prabowo dan Jokowi dilakukan setelah 22 Mei 2019. Pertemuan itu, kata Priyo harus terbuka dan bisa disaksikan oleh publik.  "Tidak perlu lewat perantara-perantara," ungkap Priyo.

Penolakan Prabowo bertemu perwakilan dari TKN (dalam waktu dekat), tutur dia, karena saat ini kubu 02 sedang fokus mengawal pengumpulan formulir C1 Plano. Priyo menyampaikan langkah itu sebagai bagian menjaga militansi dan moral dari relawan BPN se-Indonesia. 

Rencana pertemuan kubu Jokowi dan kubu Prabowo terungkap ke  publik, Kamis lalu, 18 April 2019. Mulanya, Jokowi mengatakan telah menugasi seorang utusan untuk menemui Prabowo. Hashim Djojohadikusumo menyebut bahwa Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan adalah utusan Jokowi.

Luhut Panjaitan mengatakan seharusnya pertemuan itu dilaksanakan Ahad kemarin, 21/04. "Tapi ada masalah teknis beliau agak sakit flu, kami reschedule," kata Luhut, saat ditemui di Istana Negara, Senin, 22 /04.Dia mengatakan belum dapat memastikan kapan pertemuan itu bisa terlaksana.

Setelah itu sejumlah pihak menyarankan agar pertemuan antara Jokowi-Prabowo segera diwujudkan guna menurunkan kondisi politik yang memanas. Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia Jimly Asshidiqie, misalnya, pertemuan kedua calon presiden itu akan dapat meredakan tensi politik yang tinggi saat ini.

"Menurut saya lebih cepat lebih baik. Enggak usah ngomong apa-apa, ngopi saja, cipika-cipiki (cium pipi kanan cium pipi kiri). Itu cukup meredakan," kata Jimly di kantor ICMI, Jakarta Selatan, Senin, 22 April 2019.

IRSYAN HASYIM

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus