Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika atau Menkominfo Budi Arie Setiadi meninjau pusat data Neutra DC di Sentul, Jawa Barat pada Rabu, 24 Juli 2024. Pusat data yang dikunjungi Budi Arie itu merupakan salah satu lokasi penampung data-data migrasi usai serangan siber ke Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 di Surabaya pada Juni 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Budi mengatakan kunjungan tersebut dalam rangka percepatan pemulihan data imbas serangan peretas terhadap PDNS 2. Fasilitas yang dia kunjungi itu dikelola oleh Telkomsigma, anak perusahaan PT Telkom Indonesia yang juga mengelola PDNS 2.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Kami hari ini mengunjungi Neutra DC di Sentul untuk memastikan proses migrasi dan flow bisa berjalan dengan maksimal, sehingga proses pemulihan layanan digital bisa berjalan dengan baik dan aman,” kata Budi Arie di Sentul, Rabu, 24 Juli 2024, dikutip dari keterangan tertulis.
Budi mengklaim pemerintah berkomitmen untuk menyegerakan pemulihan seluruh layanan kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah yang terdampak serangan siber. Proses itu, kata Budi, perlu memperhatikan prinsip ketelitian dan kehati-hatian.
Menurut Budi, Kemenkominfo melakukan strategi decrypt atau dekripsi untuk memulihkan aset dan layanan pemerintah yang terdampak peretasan. “Secara bertahap sejumlah layanan pemerintah pulih melalui metode dekripsi atau membuka data yang dikunci hacker,” ujar Budi.
Dia berujar pemulihan data bersifat krusial untuk memastikan kelancaran layanan pemerintah. “Pemeriksaan keandalan dan integritas data PDNS berperan penting dalam penyediaan layanan pemerintahan,” ucap Budi.
Dalam kunjungan kali ini, Budi Arie didampingi Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika atau Dirjen Aptika Kemenkominfo Hokky Situngkir. Hokky adalah pejabat yang menggantikan Dirjen Aptika sebelumnya, Semuel Abrijani Pangerapan, yang mengundurkan diri akibat peretasan PDNS 2.
Fasilitas PDNS 2 Surabaya sebelumnya diretas oleh kelompok hacker pengguna ransomware, Brain Cipher. Serangan siber yang mengganggu layanan instansi pusat dan daerah ini pertama kali terdeteksi pada 17 Juni 2024 lalu. Peretas mengunci data PDNS dengan enkripsi dan sempat meminta tebusan.
Kelompok peretas itu belakangan memberikan kunci dekripsi secara gratis. Beberapa data yang sebelumnya tersimpan di PDNS sudah berangsur pulih.
Pilihan editor: Budi Arie: Indonesia Peringkat 10 Target Serangan Siber Global