Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Kupang - Pengamat pertanian dari Universitas Nusa Cendana Kupang Leta Rafel Levis mengatakan debat Pilkada pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Nusa Tenggara Timur pada Kamis malam lalu berjalan kurang menarik. Masing-masing calon masih menjaga perasaan lawan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Akibatnya, yang terjadi dalam debat yang disiarkan langsung iNews TV Jakarta itu lebih banyak kompromistis dan tidak greget. Memang sangat disayangkan," kata Leta Rafael di Kupang, Sabtu, 7 April 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Leta Rafael melihat apa yang terjadi pada acara tersebut bukanlah sebuah debat antarcalon di Pilgub NTT, karena lebih bersifat kompromistis. Seharusnya, kata dia, acara debat tersebut adalah forum untuk menguji kejernihan pikiran, hati dan motivasi pasangan calon maju di pilgub maupun menetapkan program-program yang akan dijalankan.
Hal lain adalah isu krusial tentang pembangunan infrastruktur yang seringkali mereduksi peluang pembangunan ekonomi khususnya ekonomi para petani yang berbasis pertanian, peternakan, perikanan dan kelautan. Persoalan itu, kata Leta, tidak didiskusikan secara matang sehingga tidak ada hal yang luar biasa dari forum tersebut.
Debat, menurut dua, adalah forum ilmiah untuk menguji konsep masing-masing pasangan calon berdasarkan fakta dan permasalahan, serta jalan keluar yang hendak diambil atau dilakukan keempat pasangan calon tersebut terpilih.
Hal terakhir adalah dalam forum debat tersebut tidak ada penjelasan argumentatif dari setiap pasangan calon tentang pembangunan ekonomi, infrastruktur dan relevansinya dengan pengentasan kemiskinan di NTT.
"Apa yang disampaikan para calon gubernur-wakil gubernur NTT masih datar-datar saja, belum menjadi pegangan rakyat dalam menentukan pilihan politiknya," kata Leta Rafael.