Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Para kandidat akan memanfaatkan celah dari kandidat lain dengan cara saling lempar pertanyaan dan kritikan.
Para kandidat bersiasat menutupi kelemahan dengan banyak membaca materi dan berdiskusi dengan dewan pakar.
Sejumlah isu penting lainnya juga perlu dibahas.
JAKARTA – Sejumlah pengamat militer dan keamanan menilai tiga kandidat memiliki celah kelemahan di bidang pertahanan, keamanan, hubungan internasional, dan geopolitik. Kelemahan tersebut bisa dilihat dari rekam jejak dan visi-misi tiga kandidat yang bersiap berlaga dalam debat calon presiden pada Ahad, 7 Januari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Eksekutif Institute for Security dan Strategic Studies (Isses) Khairul Fahmi mengatakan para kandidat akan memanfaatkan celah dari kandidat lain dengan cara saling lempar pertanyaan dan kritikan. Khairul menduga calon presiden Prabowo Subianto justru yang memiliki banyak celah karena menjabat Menteri Pertahanan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut dia, sejumlah kebijakan Prabowo sebagai Menteri Pertahanan menjadi celah untuk dikritik, misalnya soal utang pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista). “Soal pembelian pesawat bekas hingga alutsista,” kata Khairul saat dihubungi pada Kamis, 4 Januari lalu.
Calon presiden nomor urut dua, Prabowo Subianto, setelah mengikuti debat cawapres di Jakarta Convention Center, Jakarta, 22 Desember 2023. ANTARA/M. Risyal Hidayat
Khairul juga menyoroti calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan. Dia menilai visi dan misi Anies tentang pembangunan postur pertahanan justru seperti melanjutkan program-program pemerintahan Joko Widodo. Celah ini juga akan dimanfaatkan kubu lawan untuk menyerang dengan melontarkan pertanyaan. “Klaim gagasan baru tapi tak menggambarkan perubahan ini pasti ditanyakan lawan,” ujar Khairul.
Calon presiden nomor urut tiga, Ganjar Pranowo, disebutkan memiliki gagasan inovatif dan futuristik dalam bidang pertahanan dengan membentuk alutsista modern teknologi 5.0. Namun Khairul mengatakan keinginan itu tidak realistis. Membentuk alutsista dengan teknologi 5.0 tidak bisa hanya dalam lima tahun. Dibutuhkan pula dana yang sangat besar. “Ini juga menjadi celah kelemahan yang bisa jadi bahan pertanyaan kandidat lain,” ujar Khairul.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan menggelar debat pemilihan presiden 2024. Empat isu akan menjadi tema debat kedua capres ini, yakni pertahanan, keamanan, hubungan internasional (globalisasi), serta geopolitik (politik luar negeri). Debat digelar di Istora Senayan, 7 Januari mendatang. KPU menunjuk Anisha Dasuki dan Aryo Ardi sebagai moderator.
KPU menunjuk 11 panelis untuk menyusun materi debat. Mereka antara lain guru besar bidang keamanan internasional Fisipol Universitas Kristen Indonesia, Angel Damayanti; guru besar hubungan internasional Universitas Indonesia, Curie Maharani Savitri; dan guru besar bidang keamanan global Universitas Padjadjaran, R. Widya Setiabudi Sumadinata.
Khairul mengungkapkan, calon presiden nomor urut dua, Prabowo Subianto, ditengarai bakal menjadi target kritik oleh kandidat lain karena kebijakannya sebagai Menteri Pertahanan. Kebijakan tersebut terutama soal utang pembelian alutsista.
Sebelumnya, pada Juni 2023, Kementerian Pertahanan disebutkan menandatangani kontrak pembelian 12 pesawat tempur Mirage 2000-5 dari Qatar. Kontrak pembelian pesawat tempur bekas ini US$ 792 juta atau sekitar Rp 11,8 triliun. Pada November lalu, pemerintah menaikkan anggaran sektor pertahanan sekitar US$ 5 miliar yang bersumber dari pinjaman luar negeri.
Kesepakatan penambahan anggaran pertahanan diambil saat Menteri Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa, 28 November 2023. Menteri Keuangan Sri Mulyani turut hadir dalam pertemuan tersebut. Belakangan, juru bicara Kementerian Pertahanan, Dahnil Anzar, mengatakan pemerintah menunda pembelian 12 pesawat tempur itu. Keputusan itu dilakukan karena keterbatasan fiskal.
Khairul mengatakan, merujuk pada dokumen visi dan misi tiga kandidat, semuanya membahas modernisasi alutsista, profesionalisme dan kompetensi sumber daya manusia, perkembangan teknologi pertahanan dalam negeri, serta kesejahteraan prajurit. Dia menilai para kandidat tidak menyoroti reformasi sektor pertahanan di dalam negeri.
Sejumlah isu yang selama ini dikritik masyarakat sipil tidak disinggung. Isu itu antara lain reformasi peradilan militer. Peradilan militer selama ini diduga mempertahankan impunitas prajurit TNI karena tidak transparan.
Isu lain adalah revisi Undang-Undang TNI. Revisi UU TNI diduga ingin menghidupkan dwifungsi dengan menempatkan perwira aktif di jabatan sipil. “Para kandidat juga tidak menyinggung komitmen melakukan transparansi dan akuntabilitas sektor keamanan,” ujar Khairul.
Pengamat hukum internasional dari Universitas Padjadjaran, Atip Latipulhayat, mengatakan tiga isu hubungan internasional saat ini menjadi tantangan bagi Indonesia. Tiga isu itu adalah posisi Indonesia dalam sengketa Laut Cina Selatan, posisi Indonesia dalam perang dagang Amerika Serikat dan Cina, serta kepemimpinan Indonesia di ASEAN. "Posisi Indonesia dalam hubungan kekuatan global inilah yang seharusnya penting dibahas,” ujar Atip, kemarin.
Dari ketiga isu itu, Atip mengklaim, kubu Anies akan unggul karena memiliki wawasan hubungan internasional dan keamanan global. Prabowo, meski Menteri Pertahanan, hanya menguasai spesifik wawasan militer. Adapun Ganjar disebutkan memiliki kelemahan dalam wawasan hubungan internasional dan keamanan.
Atip mengatakan isu Palestina dan Israel ada kemungkinan juga akan muncul. Jawaban ketiga kandidat kurang-lebih akan sama, yakni mendukung kemerdekaan Palestina. Perbedaannya, langkah yang akan dilakukan.
Untuk isu Rohingya, Atip menilai, akan ada perbedaan sikap dalam menangani masalah pengungsi ini. Ketiganya mungkin akan berjuang membantu pengungsi atas nama kemanusiaan. Namun Prabowo ada kemungkinan memiliki jawaban berbeda karena lebih mengutamakan nasionalisme.
Respons Kandidat Bersiasat Menutupi Kelemahan
Menanggapi persiapan menjelang debat capres, juru bicara Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas Amin), Billy David, mengatakan Anies memiliki pemahaman di bidang pertahanan dan hubungan internasional, meski tidak menjabat di bidang pertahanan.
Billy menuturkan, saat ini, di sela-sela kampanye ke sejumlah daerah, Anies tetap membaca materi dan substansi serta melakukan diskusi dengan tim. Selain menyiapkan kondisi fisik dan mental, kata dia, Anies tetap banyak membaca materi serta berdiskusi dengan dewan pakar.
Calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan (kiri), seusai debat calon wakil presiden Pemilu 2024 di Jakarta Convention Center, Jakarta, 22 Desember 2023. ANTARA/M. Risyal Hidayat
Wakil Komandan Golf Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Immanuel Ebenezer, mengatakan kubu Prabowo tidak memiliki strategi khusus untuk menyiapkan debat nanti. Prabowo sudah memiliki pengalaman cukup di bidang pertahanan dan keamanan. “Tak perlu ke konsultan dan pakar. Prabowo ahlinya,” kata Immanuel, kemarin.
Immanuel mengatakan TKN sudah menyiapkan jawaban atas isu-isu yang mengarah kepada Prabowo, seperti isu pembelian alutsista bekas. Isu itu akan dijawab dengan data. “Kami punya data dan sudah dipersiapkan,” ujarnya.
Juru bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud Md., Chico Hakim, mengklaim tak punya kelemahan di bidang pertahanan, keamanan, hubungan internasional, dan geopolitik. Pengalaman sebagai Gubernur Jawa Tengah dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat selama dua periode, kata Chico, membuat Ganjar menguasai isu-isu tersebut.
Dia menuturkan, untuk persiapan menghadapi debat, Ganjar memiliki waktu khusus mendalami isu itu dengan Wakil TPN Ganjar-Mahfud, Andika Perkasa; dan anggota TPN Ganjar-Mahfud, Andi Widjajanto. Andika Perkasa adalah mantan Panglima TNI. Adapun Andi Widjajanto merupakan mantan Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional. “Mereka kerap berdiskusi,” kata Chico, kemarin.
Isu Penting Lain yang Perlu Dibahas
Sejumlah pengamat militer juga menyoroti isu penting yang perlu dibahas selain empat tema debat kedua capres. Pengamat militer dari Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE), Anton Aliabbas, mengatakan ada empat topik yang bisa dijadikan bahan debat. Pertama, pemberantasan korupsi dalam pengadaan alat peralatan pertahanan dan keamanan (alpahankam). Selama ini pengadaan alpahankam selalu dikaitkan dengan hal sensitif dan rahasia. Padahal tidak adanya transparansi dalam pengadaan menjadi celah melakukan korupsi. “Pemberantasan korupsi harus menjadi tema krusial. Sebab, dokumen visi dan misi ketiga kandidat sama sekali tidak menyinggung isu ini,” kata Anton, kemarin.
Topik kedua adalah soal kesejahteraan prajurit TNI dan Polri. Semua kandidat—dalam dokumen visi dan misi—menyoroti kesejahteraan prajurit, tapi tidak menjelaskan kebijakan untuk mencapai tujuan itu. “Semestinya ada tawaran ide secara spesifik,” katanya. Topik ketiga soal pembangunan kekuatan pertahanan. Semua kandidat menyinggung ide pembangunan kekuatan pertahanan. Namun ide pembangunan ini tidak dihubungkan secara utuh dengan perkembangan lingkungan strategis pada era volatilitas, ketidakpastian, kompleksitas, dan ambiguitas (VUCA) serta ancaman perang.
Terakhir, topik keberlanjutan visi poros maritim dunia. Visi ini penting sebagai pengakuan bentuk negara Indonesia. “Pemikiran ketiga capres dalam evaluasi visi poros maritim dunia menjadi krusial dan salah satu elemen pembangunan,” ujar Anton.
Peneliti dari Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis Indonesia, Beni Sukadis, mengatakan konflik Papua yang berlarut juga perlu dibahas dalam debat nanti. Para kandidat perlu memberikan solusi. Menurut Beni, perlu ada evaluasi menyeluruh pendekatan militer ataupun keamanan dalam menangani konflik di Papua. “Apakah pendekatan ini masih relevan mengatasi tantangan yang berkembang di wilayah itu?” ujar Beni, kemarin.
Topik lain adalah keamanan maritim dan perbatasan. Pencurian sumber daya alam di laut dan pelanggaran wilayah zone ekonomi eksklusif perlu menjadi perhatian di tingkat nasional, regional, dan internasional. Dalam bidang geopolitik, Beni mengatakan, tiga kandidat perlu memberikan solusi mengenai upaya menjaga keseimbangan antara kekuatan Amerika Serikat dan Cina atau rivalitas Amerika dan Rusia. Ini penting agar terhindar dari konflik geopolitik kedua negara.
Salah seorang panelis debat, R. Widya Setiabudi Sumadinata, mengatakan materi dan isu yang akan diangkat sesuai dengan tema debat telah menjadi makanan keseharian para panelis. “Mungkin tantangan nanti itu bagaimana panelis mengelola egonya masing-masing karena tentu ingin mengajukan pertanyaannya,” kata Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik di Unpad itu, Kamis lalu.
Dalam kesempatan terpisah, Kementerian Luar Negeri berharap isu politik luar negeri mendapat perhatian lebih besar, khususnya isu-isu yang memiliki dampak langsung ke masyarakat. “Isu politik luar negeri belum menjadi isu yang dilirik masyarakat. Dalam debat nanti, diharapkan isu ini menjadi perhatian yang lebih besar, khususnya yang berdampak langsung ke masyarakat,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhamad Iqbal, saat ditemui seusai Diskusi Kilas Balik Diplomasi Indonesia pada Kamis lalu di Menteng, Jakarta Pusat.
HENDRIK YAPUTRA | SULTAN ABDURRAHMAN | ANWAR SISWADI | NABIILA AZZAHRA A.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo