Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pusat Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) di Bandung menerapkan berbagai macam cara untuk mengantisipasi kecurangan saat UTBK SNBT sebagai jalur kedua masuk perguruan tinggi negeri.
Ujian UTBK dilaksanakan di sejumlah sekolah atau kampus mitra selama 1-2 gelombang tes yang dimulai serentak 30 April - 7 Mei 2024, kemudian 14 - 20 Mei 2024. Setiap hari ujian dibagi menjadi dua sesi yaitu pagi dan siang selewat tengah hari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut Koordinator Pusat UTBK di kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Ahmad Mudzakir, pemeriksaan berlapis dilakukan dari lokasi ruang transit dan saat peserta memasuki ruang ujian.
“Dilakukan pemeriksaan peserta dengan metal detector,” ujarnya, Selasa, 30 April 2024.
Pemeriksaan juga dilakukan pada kartu tanda peserta dan identitas lain seperti ijazah, surat keterangan berfoto, atau identitas berfoto lainnya. Pemeriksaan lain yaitu pada badan dengan cara meraba atau body checking.
“Akan dilakukan jika ada indikasi yang kuat adanya kecurangan,” kata Ahmad.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ahmad melanjutkan peserta diminta memasukkan semua barang bawaannya seperti alat tulis, jam tangan, jaket, dan lainnya ke dalam tas. Termasuk telepon genggam yang harus dinonaktifkan. Pada setiap ruang, pengawas kembali akan melakukan pemeriksaan barang bawaan.
“Untuk memastikan tidak ada barang bawaan lain, kecuali kartu peserta dan identitas yang dapat dibawa peserta ke dalam kelas,” kata Ahmad.
Pada UTBK 2024, sebanyak 24.889 pendaftar memilih ujian di Pusat UTBK UPI. Lokasi ujiannya tersebar di kampus pusat Bandung dan lima kampus daerah yaitu di Cibiru, Sumedang, Purwakarta, Tasikmalaya, dan Serang Provinsi Banten. Banyaknya calon peserta ujian itu membuat UPI menggelar UTBK sampai dua gelombang.
Di kampus Bandung ujian akan berlangsung selama 17 sesi dan kampus UPI Serang 11 sesi. Adapun UTBK di kampus UPI Cibiru, Sumedang, Purwakarta, dan Tasikmalaya, masing-masing sebanyak sama yaitu 26 sesi. Total per sesi harian akan ada 1.400 orang peserta UTBK yang ujian. “Di hari pertama belum ada laporan kecurangan peserta,” ujar Ahmad.
Pengawasan di ITB dan Unpad
Di Pusat UTBK Institut Teknologi Bandung (ITB), upaya kecurangan peserta dicegah dengan cara pemeriksaan berkas sebelum peserta boleh duduk di kursi ruang ujian. Peserta hanya boleh membawa kartu ujian, kartu pengenal seperti Surat Izin Mengemudi, Kartu Tanda Penduduk, atau kartu pelajar. Berkas lain yaitu ijazah atau surat keterangan lulus atau Surat Keterangan Kelas 3 dari Kepala Sekolah.
Peserta dilarang membawa alat tulis, handphone, dan alat elektronik lainnya ke dalam kelas. Handphone harus dimatikan dan disimpan di dalam tas. Sebelum duduk ke meja ujian, peserta di- scan dengan menggunakan detektor logam (metal detector).
“Body checking hanya di lakukan oleh petugas yang sama gendernya dan bila hanya perlu dilakukan, tentunya dengan izin dari peserta,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat ITB Naomi Haswanto, Selasa 30 April 2024.
Menurutnya semua pengawas telah dibekali dengan teknik pengawasan yang akan dapat mengidentifiksasi bila peserta melakukan kecurangan. Semua pengawas pun dilarang menggunakan ponsel dan sepenuhnya hanya bertugas mengawasi pelaksanaan ujian. Tes berlokasi di kampus ITB Jalan Ganesha dan dua sekolah mitra yaitu SMAN 3 dan 5 yang berdempetan gedungnya. Pada hari pertama UTBK tercatat 735 orang yang hadir.
“Tidak ada laporan kecurangan peserta UTBK,” kata Naomi. Total ada 15.676 orang yang mendaftar untuk ikut tes di Pusat UTBK ITB sehingga panitia menggelarnya sampai dua gelombang.
Selanjutnya: Seleksi ketat pengawas..
Adapun di Pusat UTBK Universitas Padjadjaran (Unpad), panitia telah menyiapkan rencana mitigasi untuk mencegah upaya kecurangan di kalangan peserta serta pengawas. Sesuai aturan dari pusat menurut Koordinator Pelaksana Pusat UTBK Unpad Inu Isnaeni Sidiq, pengawas ujian berasal dari kalangan internal yaitu para dosen dan tenaga kependidikan yang berstatus sebagai pegawai tetap. “Secara total jumlah pengawas UTBK di Unpad dan cadangannya berkisar 200-260 orang,” katanya, Selasa 24 April 2024.
Para pengawas UTBK itu hasil seleksi dari 400-an orang pendaftar yang perekrutannya dimulai 1 April selama sepekan. Panitia menurut Inu menerapkan aturan dan seleksi yang ketat sehingga tidak memilih calon pengawas yang absen ketika diundang untuk pengarahan sebagai pengawas, tidak mengikuti tes, dan punya catatan khusus dalam rekam jejaknya sebagai pengawas ujian sebelumnya. Sejak ujian tulis dengan komputer atau UTBK diterapkan menurut Inu, mahasiswa tidak lagi bisa mendaftar sebagai pengawas ujian. Hanya kalangan anggota Resimen Mahasiswa (Menwa) yang masih dilibatkan panitia di luar ruangan ujian.
Pengawas ujian menurut Inu diminta membuat pakta integritas. Diantaranya soal hubungan langsung dan tidak langsung dengan peserta UTBK di Unpad. Misalnya ada anak atau kerabat yang ikut ujian, termasuk kaitannya dengan bimbingan belajar atau bimbel. Jika ada, pengawas akan ditempatkan di ruangan yang berbeda pun waktunya.
“Karena sebetulnya pengawas ini bisa jadi salah satu akses kecurangan peserta,” ujar Inu. Seorang pengawas bertugas di ruangan yang berkapasitas 20 orang peserta UTBK.
Sementara bagi peserta, upaya antisipasi kecurangan dilakukan dengan pemeriksaan berlapis mulai dari luar gedung, sebelum masuk ruang ujian, dan di ruang ujian oleh pengewas teknisi ruangan. Menurut Inu peserta UTBK di Unpad akan diperiksa alat detektor logam dan tubuhnya diraba oleh anggota Menwa sesuai jenis kelamin. Sementara di dalam ruangan bagian depan ada kamera pengawas (CCTV) untuk memantau pergerakan peserta dan pengawas ujian. Pantauan itu digunakan oleh koordinator pelaksana di ruang pusat sekretariat. “Kalau melihat ada yang kurang sesuai saya kontak penanggung jawab lokasi untuk menegur,” ujar Inu.
Sejak 2020 menjadi koordinator pelaksana UTBK di Unpad menurutnya nihil terjadi kecurangan tes. Namun begitu petugas pernah menemukan alat remote kamera di luar gedung yang diduga dibuang oleh seseorang. Inu mengatakan pihaknya menekankan kepada pengawas untuk berhati-hati ketika menduga ada indikasi kecurangan dari peserta. Sebelum masuk ke aplikasi pengawas untuk pelaporan berita acara pelaksanaan ujian, laporan harus dipastikan telah ditandatangani oleh pengawas, peserta ujian yang diduga curang, dan teknisi ruangan. “Kalau peserta mengakui berbuat kecurangan baru dilaporkan ke aplikasi pengawas,” katanya.
Namun jika peserta tidak mengakui atau tidak ada surat pernyataan soal kecurangan, kejadian itu akan menjadi catatan khusus. “Biasanya akan ada konsultasi langsung karena menuduh peserta curang harus jelas dengan buktinya,” ujar Inu. Dia menegaskan panitia bukan ingin mencari celah kecurangan tapi justru ingin memitigasi agar tidak terjadi kecurangan dalam UTBK.
Pusat UTBK Unpad akan menggelar tes dalam satu gelombang dengan jumlah pendaftar sebanyak 10.320 orang. Selain di kampus Jatinangor, Unpad bermitra dengan kampus Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati (UIN SGD) di Cibiru, Kota Bandung sebagai lokasi ujian. Daya tampung peserta UTBK di kampus Unpad Jatinangor sebanyak 525 orang per sesi. Sedangkan di UIN SGD berjumlah 400 peserta tiap sesi di ruang laboratorium komputer. Waktu ujian mulai 30 April dan 2-7 Mei, sementara hasilnya akan diumumkan 13 Juni 2024.
ANWAR SISWADI
Pilihan Editor: Ragam Langkah Panitia Cegah Kecurangan UTBK 2024: dari Metal Detector hingga 30 Set Soal