Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bakal calon gubernur Jakarta Ridwan Kamil mengatakan masalah kekumuhan di Jakarta bisa terselesaikan melalui inovasi-inovasi arsitektural, yang menjadi kunci dan ciri keberhasilan kota. Pria yang akrab disapa Kang Emil ini menuturkan penyelesaian masalah kekumuhan di Jakarta bakal menjadi prioritasnya jika terpilih dalam pemilihan gubernur atau Pilgub Jakarta.
“Memang observasinya mengatakan salah satu ciri keberhasilan di Jakarta selain mengatasi kemacetan atau banjir,” kata Ridwan usai menyambangi kediaman mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Jakarta pada Kamis, 5 September 2024.
Ridwan menuturkan, untuk mendukung hal itu, pembangunan permukiman vertikal juga merupakan salah satu pendukung inovasi arsitektural. Meski begitu, dia bakal mencari cara untuk menerapkan pembangunan tanpa penggusuran.
“Kalau perumahan bisa vertikal seperti di Singapura, di Hong Kong, di mana-mana, itu kan menyelesaikan banyak sekali permasalahan," ujarnya.
Mantan Gubernur Jawa Barat ini menilai ketiadaan perumahan di tengah kota yang terjangkau oleh masyarakat memunculkan masalah polusi, stres, dan keborosan ekonomi. Masalah tersebut sudah menyertai kehidupan masyarakat di Jakarta selama ini.
Ridwan berjanji pembangunan permukiman vertikal di Jakarta bakal memfasilitasi rakyat. Karena itu, dia sedang mencari cara untuk memanfaatkan lahan demi membangun permukiman vertikal.
“Kurangnya perumahan vertikal di daerah tengah kota, maka kawan-kawan bergeser ke samping yang bikin macet, polusi, dan seterusnya,” kata Ridwan.
Pasangan Ridwan Kamil-Suswono merupakan salah satu dari tiga bakal pasangan calon pada Pilgub Jakarta 2024, selain pasangan Pramono Anung-Rano Karno dan pasangan independen Dharma Pongrekun-Kun Wardana. Ketiganya telah mendaftarkan secara resmi ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi DKI Jakarta.
Ingin Kembangkan TOD untuk Atasi Kebutuhan Perumahan
Ridwan juga ingin mengembangkan konsep transit oriented development (TOD) demi mengatasi masalah kebutuhan perumahan untuk masyarakat Jakarta.
Dia menyebutkan nantinya pembangunan perumahan-perumahan bisa di sekitar stasiun atau pasar. Penambahan perumahan di tengah kota dengan konsep TOD juga bakal menjadi solusi atas permasalahan lainnya.
“Di tengah kotanya kan enggak ada lahannya. Maka harus dicari di atas stasiun atau di sekitar stasiun yang saya sebut transit oriented development,” kata Ridwan.
Mantan Wali Kota Bandung ini menuturkan konsep pembangunan perumahan vertikal itu akan mirip seperti yang ada di mal-mal di Jakarta, yang dihuni oleh masyarakat kelas menengah ke atas. Nantinya pembangunan perumahan vertikal dengan konsep itu untuk rakyat pada umumnya.
Jika kelak terpilih menjadi Gubernur Jakarta, dia bakal belanja lahan yang masuk ke dalam kategori brownfield atau pembangunan lahan tidak dari nol. Apalagi, pembangunan vertikal itu bisa dilakukan di atas pasar atau tempat umum lainnya.
“Kemudian kampung kumuh. Kami bangun dahulu setahun. Setelah itu, dia balik lagi. Jadi kekumuhannya sudah jadi rapi dalam 3-4 lantai misalnya," kata dia.
Pilihan editor: Kisah Umat Katolik dari Berbagai Daerah Berharap Bertemu Paus Fransiskus di Jakarta
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini