Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Difabel

Cara Tunanetra Nikmati Seni Kontemporer di Singapore Art Museum

Singapore Art Museum Touch Collection menghadirkan karya seni yang bisa dinikmati oleh tunanetra. Mata pengunjung ditutup dan merasakan unsur seninya.

12 September 2019 | 10.00 WIB

Seni kontemporer berjudul East and West di Singapore Art Museum yang bisa dinikmati oleh pengunjung tunanetra. Pengunjung tunanetra memasang headset dan meraba patung pasukan perang kolosal Cina berbaju zirah karya seniman Justin Lee. Antaranews
Perbesar
Seni kontemporer berjudul East and West di Singapore Art Museum yang bisa dinikmati oleh pengunjung tunanetra. Pengunjung tunanetra memasang headset dan meraba patung pasukan perang kolosal Cina berbaju zirah karya seniman Justin Lee. Antaranews

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Seni bisa dituangkan melalui berbagai media yang kemudian ditangkap oleh indra manusia. Sebab itu, difabel pun bisa menikmati seni, seperti yang dipamerkan di Singapore Art Museum.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Melalui Singapore Art Museum Touch Collection, tunanetra bisa menikmati seni kontemporer yang dipamerkan. Rombongan India - Indonesia Journalist Visit yang diundang Singapore International Foundation atau SIF merasakan seni kontemporer yang dihadirkan dalam berbagai material.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Semua pengunjung diperlakukan sama. Mata mereka ditutup dengan sebuah kain hitam. Bayangkan diri menjadi penyandang disabilitas netra. Menikmati seni dilakukan dengan meraba benda seni tersebut sebagaimana orang yang tidak bisa melihat.

Ada beberapa koleksi seni kontemporer Singapore Art Museum Touch Collection yang dicoba. Pertama, media instalasi dari pipa tembaga yang dibentuk sedemikian rupa. Media instalasi ini bisa menghasilkan nada karya Zulkifle Mahmod yang dibuat pada 2015 dengan judul Raising Spirits and Restoring Souls. Pengunjung mendengar adaptasi lagu Zulkiflie yang dipamerkan di sebuah ruangan. Media instalasi itu juga dapat diatur untuk mengeluarkan lagu kebangsaan Singapura, Majulah Singapura.

Singapore Art Museum Touch Collection. Antaranews

Karya kedua adalah patung pasukan perang kolosal Cina berbaju zirah karya seniman Justin Lee bernama East and West. Cara kerjanya, tunanetra menggunakan headset untuk mendengarkan penjelasan mengenai detail patung dari audio. Sembari mendengarkan penjelasan, tunanetra memegang dan meraba patung untuk memehami bentuknya.

Seni kontemporer ketiga berupa empat kotak persegi yang diibaratkan bagian dari ruangan rumah. Karya seniman Tang Ling Nah berjudul An Other Space Within the House II dibuat agar para tunanetra dapat merasakan perbedaan dan bentuk-bentuk ruangan, dimensi, serta tekstur.

"Orang berkebutuhan khusus juga bisa menikmati seni lewat Singapore Art Museum Touch Collection. Bagi yang melihat bisa mendapatkan pengalaman baru," kata Wang Tingting, Manager of Programmes Singapore Art Museum di Gallery of SAM Touch Collection, Singapura.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus