Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Melalui program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA), Ni Made Prami Dewanggi mahasiswa Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Airlangga (Unair) bisa berkuliah satu semester di University of California, Davis atau UC Davis, Amerika Serikat. Di sana, ia bisa mendapat pembelajaran sekaligus pengalaman baru, diantaranya menjadi asisten riset.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gia, sapaam akrabnya, memilih UC Davis sebagai host university karena kampus tersebut merupakan salah satu kampus terkemuka di Amerika. Status itu memungkinkannya untuk berkembang secara individu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Selain itu, memilih salah satu kampus yang berada di Amerika Serikat akan membuat perspektif saya lebih terbuka tentang bagaimana salah satu negara yang memiliki universitas terkemuka menjalankan proses edukasi,” kata Gia dikutip dari laman Unair, Kamis, 21 September 2023.
Gia juga memilih Amerika Serikat karena ingin belajar banyak tentang bisnis. Sebab, menurut dia, negeri Paman Sam merupakan negara yang banyak perusahaan-perusahaan terkemuka lahir
“Terakhir, alasan saya memilih UC Davis adalah Go Big or Go Home. Saya merasa, jika saya memiliki kesempatan untuk mendapat beasiswa belajar ke luar negeri, saya harus pergi sejauh yang saya bisa untuk menyerap ilmu sebanyak yang saya bisa dan kembali ke Indonesia untuk memberikan manfaat kepada masyarakat,” kata Gia.
Selama studi, Gia mendapatkan kesempatan untuk menjadi research assistant di salah satu lab cognitive neuroscience, luck lab. Bidang itu belum pernah dikembangkan di Indonesia.
“UC Davis memiliki fasilitas yang lengkap untuk menunjang penelitian di bidang cognitive neuroscience. Sehingga, dengan menjadi research assistant, saya bisa belajar hal-hal yang saya tidak bisa pelajari di Indonesia, seperti cara mengoperasionalkan EEG,” kata Gia.
Gia juga kerap mendapatkan pengetahuan baru terkait budaya, sistem edukasi, dan sistem sosial di negara Amerika Serikat dan bagaimana hal tersebut dapat membentuk masyarakat dengan karakteristik yang berbeda dari Indonesia.
“Saya mendapat banyak sekali teman-teman baru dari banyak negara yang berbeda, Jepang, India, Amerika Serikat, dan masih banyak lagi,” kata Gia.
Bedanya kuliah di AS
Gia mengatakan kampus tujuannya memiliki sistem belajar yang bervariasi. Terlebih, membaca buku referensi cukup ditekankan di sini, karena menjadi rujukan dalam pengerjaan midterm, final exam dan quiz.
“Sebagian besar adalah lecture session, di mana dosen memberikan materi sesuai dengan kontrak perkuliahan. Bentuk-bentuk sistem belajar yang lain adalah seperti tugas kelompok. Biasanya, dalam satu quarter (6-10 minggu) terdapat ujian-ujian seperti midterm, final exam dan juga quiz yang materinya berasal dari buku referensi,” kata Gia.
Yang berbeda dengan sistem edukasi di Indonesia, menurut Gia, terdapat sistem office hour atau sesi tambahan selama satu jam yang dosen sediakan. Sesi tambahan itu jika siswa ingin penjelasan lebih lanjut terkait materi secara lebih privat.
Dari seluruh mata kuliah, cognitive neuroscience adalah mata kuliah yang paling berkesan karena sistem pembelajaran yang fleksibel, dimana mahasiswa tidak diwajibkan mengikuti perkuliahan. Terlebih, Sean Noah PhD selaku dosen pengampu, membagikan donat di akhir kelas sebagai ungkapan terima kasih atas kehadiran mahasiswa.
“Setelah final exam mata kuliah ini, saya menangis terharu di luar kelas karena rasa sedih harus menyelesaikan mata kuliah ini. Saya merasa, mata kuliah cognitive neuroscience dan Bapak Sean Noah telah memberikan dampak yang besar di hidup saya,” kata Gia.
Gia telah memulai perkuliahan sejak 7 Agustus 2023 lalu dan akan berlangsung hingga Desember mendatang. “Saya ingin membagikan ilmu-ilmu yang saya dapatkan kepada orang-orang yang belum memiliki kesempatan yang sama dengan saya. Selain itu, pengalaman exchange ini akan saya gunakan sebagai pondasi utama untuk berkontribusi kepada negara. Seperti memajukan bidang cognitive neuroscience di Indonesia,” kata Gia.