Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Ceruk Suara Santri di Pilkada Tasikmalaya

Pasangan calon dari jalur independen mengklaim juga mendapatkan restu dari sejumlah kiai.

17 November 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Empat pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Tasikmalaya memasukkan materi religius dalam visi, misi, dan janji kampanye mereka.

  • Tokoh pergerakan pemuda Tasikmalaya, Aa Syaepul Milah, mengatakan kaum santri, ulama, dan pesantren menjadi aset penting selama pemilihan bupati di kabupaten berjulukan Mutiara dari Priangan Timur tersebut.

  • Pasangan calon dari jalur independen, Cep Zamzam Dzulfikar Nur dan Padil Karsoma, mengklaim juga mendapatkan restu dari sejumlah kiai.

TASIKMALAYA – Empat pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Tasikmalaya memasukkan materi religius ke dalam visi, misi, dan janji kampanye mereka. Keempat pasangan calon bupati tersebut adalah Azis Rismaya Mahpud-Haris Sanjaya, Ade Sugianto-Cecep Nurul Yakin, Cep Zamzam Dzulfikar Nur-Padil Karsoma, dan Iwan Saputra-Iip Miftahul Paoz.

Pasangan nomor urut satu, Azis dan Haris, memasukkan janji tata kelola pemerintahan bersih yang dilandasi kerja sama ulama, umara, dan cerdik cendekia. Adapun salah satu misi pasangan calon bupati nomor urut dua, Ade dan Cecep, adalah meningkatkan kualitas dan kompetensi sumber daya manusia yang unggul dan bertakwa. Pasangan calon nomor urut tiga, Cep Zamzam dan Padil, berjanji membangun perekonomian dengan melibatkan pesantren.

Adapun calon terakhir, Iwan dan Iip Miftahul memasukkan rencana mewujudkan masyarakat Tasikmalaya yang beriman dan berakhlak mulia. Para kandidat menyatakan bukan rahasia lagi bahwa Tasikmalaya punya pemilih yang mayoritas muslim dan dekat dengan pesantren.

Tokoh pergerakan pemuda Tasikmalaya, Aa Syaepul Milah, mengatakan kaum santri, ulama, dan pesantren menjadi aset penting selama pemilihan bupati di kabupaten berjulukan Mutiara dari Priangan Timur tersebut. Syaepul menyebutkan para politikus kerap mendatangi sejumlah kiai untuk sekadar menaikkan kepopuleran mereka. "Budaya hubungan antara santri dan kiai bersifat sami'na wa atho'na. Santri sudah pasti manut kepada kiai,” ujar dia, kemarin.

Tak hanya calon dari partai politik yang sowan ke kalangan kiai. Pasangan calon dari jalur independen, Cep Zamzam Dzulfikar Nur dan Padil Karsoma, mengklaim juga mendapatkan restu dari sejumlah kiai di Tasikmalaya. Sebagai calon dari jalur perseorangan, Cep Zamzam dan Padil mengantongi 100.774 dari batas minimal 88 ribu dukungan. Keduanya pun memenuhi syarat hasil verifikasi faktual Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Tasikmalaya.

Cep Zamzam optimistis bisa meraup banyak suara dalam pemungutan suara pada Desember mendatang. Pria berusia 34 tahun itu yakin akan menjadi pilihan alternatif masyarakat Kabupaten Tasikmalaya. Secara kualitas, keduanya yakin mampu duduk di kursi pemerintahan.

Sebab, Cep Zamzam dan Padil merupakan mantan aparat sipil negara (ASN). Cep Zamzam pernah menjabat sebagai staf di Bagian Ekonomi Sekretariat Daerah Kabupaten Tasikmalaya. Adapun Padil pernah menjadi Sekretaris Daerah Kabupaten Purwakarta. Keduanya mundur sebagai ASN demi maju dalam pemilihan kepala daerah Kabupaten Tasikmalaya. "Kami tidak tersandera kepentingan partai politik," ujar Cep Zamzam.

Untuk memenangi pilkada, pasangan perseorangan ini berusaha membangun struktur pengganti seperti dalam partai politik hingga ke tingkat bawah. Dari koordinator di 39 kecamatan, koordinator tingkat desa di 351 desa, sampai koordinator tempat pemungutan suara di 3.740 lokasi.

KPU Kabupaten Tasikmalaya mencatat jumlah pemilih yang tercatat ikut dalam pemilihan bupati pada Desember mendatang sebanyak 1.332.978. Jumlah tersebut terdiri atas 673.326 pemilih laki-laki dan 659.653 pemilih perempuan. Menjelang hari pemungutan suara, KPU Kabupaten Tasikmalaya bersiap mendistribusikan berbagai perlengkapan ke TPS. "Kami distribusikan semua logistik ke 39 kecamatan," kata Staf Umum KPU Kabupaten Tasikmalaya, Cece Sunarya.

ROMMY ROOSYANA | INDRA WIJAYA


 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus