Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Deklarator Bantah KAMI Bakal Jadi Partai Politik

Din Syamsuddin mengatakan KAMI dibentuk karena telah terjadi penyimpangan dan penyelewengan terhadap nilai-nilai dasar dan cita-cita nasional.

18 Agustus 2020 | 13.58 WIB

Mantan panglima TNI, Gatot Nurmantyo, dan mantan ketua umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin, dalam acara deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di Tugu Proklamasi, Jakarta, 18 Agustus 2020. TEMPO/Ahmad Faiz
Perbesar
Mantan panglima TNI, Gatot Nurmantyo, dan mantan ketua umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin, dalam acara deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di Tugu Proklamasi, Jakarta, 18 Agustus 2020. TEMPO/Ahmad Faiz

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah tokoh mendeklarasikan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Selasa, 18 Agustus 2020. Ketua Komite Eksekutif KAMI, Ahmad Yani, mengatakan perkumpulan ini tidak akan dijadikan sebagai partai politik atau organisasi masyarakat apapun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Seperti ini saja," katanya saat ditemui usai acara deklarasi di lapangan Tugu Proklamasi, Jakarta, Selasa, 18 Agustus 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Yani, hal ini sudah disetujui oleh 150 tokoh yang juga berstatus sebagai deklarator. "Bersepakat tidak membentuk ormas dan parpol," tuturnya.

Sebelumnya, anggota presidium KAMI, Din Syamsuddin, mengatakan deklarasi KAMI juga dilakukan di berbagai daerah di Indonesia. Menurut Din, KAMI terdiri dari berbagai elemen bangsa seperti tokoh lintas agama, akademikus, aktivis, kaum buruh, dan berbagai sosok lintas generasi. Ia mengklaim dukungan terhadap gerakan ini berasal dari dalam dan luar negeri.

Terkait alasan pembentukan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia, menurut Din, adalah adanya persamaan pikiran dan pandangan bahwa kehidupan dan kenegaraan Indonesia saat ini telah menyimpang dari cita-cita nasional dan dari nilai-nilai dasar yang telah disepakati pendiri bangsa.

"KAMI dapat membuktikan telah terjadi penyimpangan dan penyelewengan terhadap nilai-nilai itu. Semua bersepakat," kata Din.

Ahmad Faiz

Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Bergabung dengan Tempo sejak 2015. Pernah ditempatkan di desk bisnis, politik, internasional, megapolitan, sekarang di hukum dan kriminalitas. Bagian The Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea 2023

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus