Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Demontrasi yang dilakukan dua kelompok, Corong Rakyat dan Alumni Universitas Indonesia, sempat bentrok di depan kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) pada Selasa, 7 Mei 2019. Kedua kelompok saling ejek, berkata kasar, dan saling mentertawakan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kelompok Alumni Universitas Indonesia yang menggunakan rompi dan jaket berwarna kuning awalnya berorasi di depan kantor Bawaslu sekitar pukul 15.30 WIB.
Orasi yang disampaikan pemimpinnya membahas tiga tuntutan terkait dugaan kecurangan pemilu, antara lain menuntut demokrasi yang adil. "UI bergerak membawa suara rakyat melawan kecurangan," ujar Hidayat, pemimpin kelompok alumni UI tersebut.
Sekitar pukul 16.00 WIB, kelompok Corong Rakyat datang ke depan kantor Bawaslu menggunakan mobil komando sambil berorasi. "Pemilu sudah selesai. Saatnya beribadah. Hentikan prasangka buruk, fitnah, sebar hoax, dan ujaran kebencian," kata orator yang berdiri di atas mobil komando melalui pengeras suara.
Tak lama kemudian, salah seorang demonstran dari kelompok alumni UI menghampiri mobil komando dan memberikan uang sebesar Rp 150 ribu. Orator Corong Rakyat geram dan menghampiri kelompok alumni UI sambil membawa uang tersebut. "Ini apa-apaan ini. Siapa tadi ibu-ibu yang ngasih uangnya, ibu jilbab kuning. Jangan memancing dong. Kalau pakai jilbab itu kelakuannya juga. Jangan cuma mengaku Islam" katanya.
Dalam pantauan Tempo, amarah Corong Rakyat disambut dengan sikap Alumni UI yang juga melawan dan mulai geram. Pihak kepolisian yang berjaga segera melerai dan mengamankan kedua belah pihak.
Selain itu, kedua pihak juga mengutarakan ujaran kebencian dengan menggunakan kata-kata kasar dengan saling menuduh tuntutan masing-masing. Ada pula yang memberi simbol menggunakan jari tangannya untuk mengejek.
Meski begitu, Sabrun Jamil, perwakilan dari Solusi UI yang tergabung dalam Solidaritas Alumni UI, mengatakan kepada Tempo hal ini terjadi lantaran soal waktu. "Ini tadi hanya karena kami lagi orasi, lalu tiba-tiba pihak sana datang. Kan nggak sopan sekali," katanya.
HALIDA BUNGA FISANDRA