Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Deretan Sindiran PDIP ke NasDem: Tak Punya Kader, Doyan Impor, hingga Capres Jago Poles Diri

Hubungan PDIP dan NasDem semakin memanas. Beragam sindiran dilontarkan PDIP ke NasDem yang mengusung Anies Baswedan sebagai capres 2024.

6 Februari 2023 | 08.20 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Hubungan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP dengan Partai NasDem semakin panas PDIP beberapa kali melontarkan sindiran ke NasDem: partai tak punya kader, partai doyan impor hingga partai yang mengusung calon presiden (capres) yang hanya jago memoles diri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berikut rangkuman Tempo soal deretan sindiran PDIP ke NasDem.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Partai Tak Punya Kader Sendiri

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pernah menyebut ada partai politik (parpol) yang mengusung orang di luar partai menjadi capres 2024. Ia kemudian menyampaikan rasa herannya terhadap partai yang tidak mengusung kadernya sendiri di kontestasi politik.

"Orang berpolitik sekarang kok kayak gitu ya? Kok kayak gitu ya, emangnya nggak punya kader sendiri? Ini aturannya piye?” kata Megawati dalam pidato di HUT PDIP ke-50 di JIExpo Kemayoran, Selasa 10 Januari 2023.

Sindiran itu dilontarkan Megawati ke Partai NasDem yang mengusung Anies Baswedan menjadi bakal Capres 2024. Anies tidak menjadi kader parpol mana pun.

NasDem lantas merespons pernyataan Megawati tersebut. Wakil Ketua Umum NasDem Ahmad Ali menjelaskan, masih banyak kader bangsa dari kalangan non-parpol yang menurutnya memiliki kapasitas untuk dimajukan sebagai capres. Menurutnya, orang-orang itu tak boleh dibatasi haknya.

"Pertanyaannya, apakah kader politik jauh lebih baik daripada tokoh-tokoh nasional atau bukan anggota partai politik? Nggak seperti itu. Begitu pun sebaliknya, tidak semua profesional di luar partai politik lebih baik daripada kader partai politik," kata Ali, Selasa, 10 Januari 2023.

Selanjutnya PDIP singgung Menteri Pertanian...

Menteri NasDem Disebut Salah Kasih Laporan

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan ada laporan kerja menteri ke Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang tidak tepat. Sebagai pembantu Presiden, kata Hasto, menteri mestinya menguasai pelbagai hal yang diurusi kementeriannya. Menteri yang dimaksud adalah Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang berasal dari NasDem.

“Ada yang disampaikan Menteri Pertanian ke Presiden kan tidak tepat. Bayangkan saja, menteri itu kan pemerintahan, dalam pengertian sehari-hari, (menteri) yang menguasai hal ihwal kementerian yang dipimpinnya,” kata Hasto, Kamis, 19 Januari 2023.

Pernyataan itu dibalas Wakil Ketua Umum NasDem Ahmad Ali. Menurut Ali, pernyataan Hasto itu hanya berdasarkan persepsinya. Dia menyebut PDIP tidak perlu mendesak-desak Jokowi untuk mengocok ulang menteri. Pasalnya, urusan reshuffle merupakan hak prerogatif Presiden.

“Jadi kita tidak usah menuding seorang menteri berdasarkan hal yang berangkat dari ketidaksukaan kita. Jadi seorang menteri memberikan data pasti punya basis,” kata Ali, Senin, 30 Januari 2023.

NasDem tak pernah minta menteri PDIP di-reshuffle saat kasus korupsi bansos. “Bagi kita, kalau NasDem dituding seperti itu kan itu asumsi. Bagaimana dengan Kemensos yang kemarin terlibat kasus korupsi ya kan? Apakah kita ada minta reshuffle mengganti PDIP? Kan tidak,” ujarnya.

Capres Jago Poles Diri

Sindiran PDIP kali ini bermula dari ucapan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh yang menyebut kemungkinan NasDem akan bertemu PDIP. “Beri kode-kode dulu,” kata Paloh saat berkunjung ke DPP Golkar yang disambut Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Rabu, 1 Februari 2023.

Pernyataan Surya Paloh ini lantas direspons Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. "Kan NasDem udah punya capres, dan ini capresnya berbeda dengan PDI Perjuangan, karena pidato Ibu Mega kan capres PDIP dari kader, capres yang berprestasi, bukan capres yang pintar berpoles diri, kan beda, kode-kode ini kami tangkap dulu," ujar Hasto seperti dikutip Tempo, Jumat, 3 Februari 2023.

NasDem menanggapi Hasto. Ketua DPP Partai NasDem Sugeng Suparwoto mengatakan, pertemuan 2 partai harus dibangun antara kedua belah pihak.

"Itu salah alamat Hasto itu. Nggak ada mau kasih kode ketemu. Apakah ditanya apa mungkin ketemu? Ya mungkin saja mungkin justru mau bertemu dengan siapa pun. Bukan lantas secara spesifik kita mau ketemu Mega tidak. Bahwa Partai NasDem Pak Surya juga dan kita semua saya kira harus dalam pikiran untuk membuka diri kepada siapa pun tidak boleh ada politikan blok yang keras, begitu loh," kata Sugeng kepada wartawan.

Partai yang Doyan Impor

Hasto juga pernah menegaskan bahwa PDIP enggan berkoalisi dengan partai yang suka impor.

“Kalau terhadap partai yang sukanya impor, ini nggak cocok buat PDIP. Kita lebih cenderung bekerja sama dengan partai yang memiliki kesamaan ideologi dan platform serta agenda bagi masa depan tersebut,” kata Hasto di Sekolah Partai PDIP, Jumat, 3 Februari 2023.

Menanggapi pertanyaan Hasto, Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya mengatakan sifat gotong royong terhadap sesama partai politik mestinya dilestarikan, alih-alih dimatikan dengan narasi-narasi yang arogan dan bernuansa permusuhan.

“Katanya kita gotong royong, terus menebar narasi permusuhan. Siapa yang menggigit cabai siapa yang kepedesan? Nanti jangan-jangan nggak ada orang yang mau berkawan sama dia. Nggak boleh kita hidupnya arogan kalau gotong royong,” kata Willy seperti dikutip Tempo, Jumat, 3 Februari 2023.

Willy menegaskan bahwa hidup tidak boleh arogan. “Kalau kita stick dengan gotong royong, kurang dan lebih itu kita bersama-sama. Gitu dong, baru Soekarnois. Kalau engga ya gimana? Kita permusuhan terus,” balas Willy.

IMA DINI SHAFIRA | ANDRY TRIYANTO TJITRA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus