Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Padang- Ruang berukuran 10 x 2 meter itu terlihat ramai. Sekitar 26 orang antrian menunggu berobat di tempat praktek Mantri yang terletak di kawasan Arai Pinang Lubuk Begalung,Kota Padang, Kamis 29 Oktober 2015.
Mereka menunggu antrian di kursi-kursi yang terletak di sisi kanan dan kiri ruangan praktek. Juga ada pasien yang berdiri di parkiran menunggu nomor antriannya dipanggil. Salah seorang pasien, Aryanto, 52 tahun, yang mendapatkan nomor antrian 14 itu mengeluhkan nyeri di tenggorokanya. "Tenggorokan ini. Saya juga merasa demam gitu," ujarnya kepada Tempo, Kamis malam, 29 Oktober 2015.
Menurutnya, nyeri ditenggorokannya sudah dideritanya sejak dua minggu yang lalu. Dia menduga ini disebabkan kabut asap yang semakin pekat sejak sebulan yang lalu. Akibat asap, kata Aryanto, istrinya Yulidar,48 tahun juga mengalami infeksi saluran pernafasan akut. Malah istrinya sempat mendapatkan perawatan intensif selama tiga hari di rumah sakit. "Istri saya baru sembuh. Dia juga kena ISPA akibat asap," ujarnya.
Sehari-hari, Aryanto bekerja sebagai sopir truk. Dia mengangkut makanan ringan ke luar Kota Padang, seperti ke Pekanbaru. Bago Aryanti, asap juga berdampak ke pekerjannya. Dia harus pelan-pelan membawa truk. Sebab jarak pandang yang pendek. "Biasanya ke Pekanbaru itu 10 jam. Karena asap bisa 12 hingga 15 jam. Harus pelan-pelan," ujarnya.
Mantri Anto mengaku, ada sejumlah pasiennya yang mengalami demam, gangguan pernafasan dan batuk. Diduga disebabkan asap. "Yang terkena ISPA itu kebangakan di Puskesmas. Setiap hari itu ada sekitar 200 pasien," ujar Anto yang juga bekerja di salah satu Puskesmas Kota Padang, Kamis 29 Oktober 2015.
ANDRI EL FARUQI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini