Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Teman difabel disarankan memiliki rangkuman identitas agar tak repot dengan urusan administrasi. Pengajar Bahasa Inggris untuk tunanetra, Irma Hikmayanti mengatakan rangkuman identitas ini untuk memudahkan urusan administrasi yang kerap menuntut difabel mengisi berbagai formulir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Rangkuman identitas diri berisi data pribadi dan kondisi difabel yang telah diketik dan sebaiknya dilaminating," kata Irma Hikmayanti kepada Tempo, Kamis 26 Maret 2020. Sekretaris Jenderal Persatuan Tunanetra Indonesia atau Pertuni periode 2008 -2013, ini mencontohkan beberapa situasi saat difabel perlu menjelaskan kondisi dan kebutuhannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Irma mencontohkan, saat hendak melakukan perjalanan dengan pesawat, penyandang disabilitas mesti mengisi formulir tentang identitas dan kondisinya. Belum lagi harus bolak-balik mengeluarkan dokumen, seperti KTP, paspor, atau surat keterangan lainnya, kepada petugas, kemudian menyimpan kembali.
Jika difabel tersebut harus melalui berbagai pintu pengecekan atau transit beberapa kali sebelum sampai ke tujuan, maka akan cukup merepotkan kalau harus berulang kali mengisi formulir dan menyampaikan berbagai persyaratan administrasi tadi.
"Apalagi kegiatan tersebut dilakukan di tempat ramai atau sambil melakukan mobilitas, tentu sangat merepotkan," kata Irma yang pernah menerima beasiswa dari University of Saint Thomas, Houston, Amerika Serikat, ini. "Dokumen penting berisiko tercecer atau hilang."
Di dalam rangkuman identitas itu, menurut Irma Hikmayanti, perlu dicantumkan data pribadi, kondisi penyandang disabilitas, mencantumkan penyakit jika ada, alergi yang dimiliki jika ada, obat-obatan yang harus dikonsumsi, sampai layanan yang dibutuhkan agar terakses.
Penyandang Cerebral Palsy, Anna Wilhelmina membuktikan rangkuman identitas ini bermanfaat untuk menunjukkan siapa dirinya dan apa kebutuhannya saat bepergian. Anna mengatakan kondisinya tak memungkinkan untuk memegang pena dan mengisi formulir secara manual.
Sebab itu, dia cukup mengeluarkan rangkuman identitas diri dan menunjukkannya kepada petugas. "Setiap penumpang diminta mengisi formulir keimigrasian sebelum pesawat mendarat, tapi saya cukup menunjukkan rangkuman indentitas diri ini kepada pramugari," kata Anna.
Rangkuman identitas diri ini juga berguna apabila penyandang disabilitas kehilangan atau mengalami kerusakan dokumen. Supaya lebih aman, Irma Hikmayanti menyarankan, difabel memiliki salinan rangkuman identitas diri yang disimpan di ponsel atau surat elektronik agar mudah diakses.