Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Light Rail Transit ( LRT ) Jakarta beroperasi. Lintasan pertama yang telah diuji coba kepada publik adalah lintasan dari Stasiun Pegangsaan II Kelapa Gading menuju Stasiun Velodrome Rawamangun, Jakarta Timur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah satu kelompok yang mendapat kesempatan untuk melakukan uji coba pertama adalah Jakarta Barrier Free Tourism atau JBFT, yaitu kelompok yang biasa menguji aksesibilitas transportasi publik bagi difabel. Uji coba mulai dilakukan pukul 08.00 di Stasiun Velodrome, Jalan Balap Sepeda, Rawamangun, Jakarta Timur, pada Sabtu 27 April 2019.
Ada beberapa catatan yang disampaikan pengguna dengan disabilitas untuk pengembangan akses dan infrastruktur LRT Jakarta. Catatan itu antara lain ruang toilet yang masih perlu banyak penyesuaian dan perbaikan bagi pengguna berkebutuhan khusus.
"Ada palang di depan wastafel yang seharusnya ditiadakan karena menghalangi pengguna dengan kursi roda. Palang atau pegangan itu seharusnya di sisi kanan atau kiri wastafel saja," ujar Danu Kastomi, salah satu tim pengkaji aksesibilitas dari Jakarta Barrier Free Tourism saat uji coba LRT Jakarta, Sabtu 27 April 2019.
Suasana di dalam gerbong LRT Jabodetabek, yang melayani perjalanan dari stasiun Pegangsaan II, Kelapa Gading menuju stasiun Velodrome, Rawamangun, Sabtu, 27 April 2019. TEMPO/Cheta Nilawaty
Selain fasilitas di toilet, beberapa akses menuju peron dan fasilitas di dalam gerbong masih banyak yang menjadi catatan. Salah satunya mengenai jalur ramp yang dibuat menuju ke dalam dan keluar stasiun yang dianggap masih terlalu licin. Lantai ramp bahkan masih terasa licin bagi pengguna umum yang berjalan kaki.
Pegangan bagi pengguna kursi roda di dalam gerbong LRT Jakarta juga harus ditambah. Dalam pantauan Tempo, hanya tersedia satu pegangan vertikal dalam setiap ruang khusus kursi roda.
Pengguna LRT Jakarta dari kelompok tunanetra, Esa Ana Mirabilia mengatkaan suara pemberitahuan bagi penumpang tunanetra masih kurang jelas. Bila menyusuri gerbong, suara pemberitahuan masih terdengar jelas di gerbong depan saja dan suaranya samar-samar sampai ke gerbong belakang. "Saya tidak menangkap secara jelas nama stasiunnya," kata Esa. Dia juga beberapa kali terkecoh saat pintu LRT terbuka. Menurut Esa, perlu pemberitahuan yang pasti mengenai sisi pintu yang akan dibuka.
Ruang untuk kursi roda, stroller bayi, dan koper di dalam gerbong LRT Jabodetabek. TEMPO/Cheta Nilawaty
Beberapa tunanetra lain mengatakan masih banyak guiding block atau lantai pemandu yang masih kosong di beberapa titik. Misalnya, lantai pemandu yang mengantar tunanetra menuju ke dalam lift, toilet, dan peron LRT Jakarta. Lantai pemandu di depan trotoar menuju stasiun LRT Jakarta juga masih banyak digunakan untuk menggelar lapak pedagang.
Atas masukan masukan tersebut, Direktur Administrasi dan Keuangan PT LRT Jakarta, Solihin Djaelani mengatakan akan terus melakukan perbaikan dan penyesuaian, khususnya beberapa akses di toilet. Menurut dia, perlu banyak penyesuaian bagi pengguna toilet dengan disabilitas di Stasiun LRT Jakarta. "Tinggi wastafel dan palang yang menghalangi wastafel di toilet akan diubah. Kemarin untuk toilet, baru lewat uji kebersihan dan higienitas saja," kata Solihin.
Humas PT LRT Jakarta, Santy Pradayini menambahkan selain standar aksesibilitas yang harus dipenuhi, LRT juga menyediakan tombol darurat di setiap gerbongnya. Satu tombol darurat diletakkan di dinding tempat ruang khusus kursi roda, dan tombol lainnya di dinding tengah kursi penumpang.
Penumpang menunjukkan tombol panggilan darurat kepada masinis di dalam gerbong LRT Jabodetabek. TEMPO/Cheta Nilawaty
"Pada tombol darurat ini terdapat intercom, sehingga bila terjadi sesuatu, pengguna LRT Jakarta dapat langsung bicara kepada masinis. Tinggal tekan saja tombol darurat tersebut lalu berbicara mengarah ke speaker di bagian bawah tombol," ujar Santy.
Hingga saat ini, beberapa fasilitas yang tersedia di Stasiun LRT Jakarta adalah lift di kedua sisi stasiun, 4 buah eskalator, lantai pemandu, ramp, pintu tapping tiket yang cukup luas, dan hand rail yang berada di titik tertentu.