Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

Disertasi Hubungan Intim Tanpa Nikah, UIN Beri Nilai Sangat Bagus

Aziz berharap hubungan intim di luar nikah bisa diterapkan di Indonesia. Tim penguji UIN Yogya berpendapat lain.

31 Agustus 2019 | 15.08 WIB

Tim penguji memberikan keterangan pers tentang disertasi mahasiswa program doktor UIN Sunan Kalijaga berjudul Konsep Milk Al Yamin: Muhammad Syahrur sebagai Keabsahan Hubungan Seksual Non Marital di kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (TEMPO/Shinta Maharani
Perbesar
Tim penguji memberikan keterangan pers tentang disertasi mahasiswa program doktor UIN Sunan Kalijaga berjudul Konsep Milk Al Yamin: Muhammad Syahrur sebagai Keabsahan Hubungan Seksual Non Marital di kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (TEMPO/Shinta Maharani

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Yogyakarta- Disertasi Doktor Abdul Aziz tentang hubungan intim di luar nikah memperoleh nilai sangat memuaskan dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta atau UIN Yogya.

Menurut Ketua Sidang Disertasi yang juga Rektor UIN Yogya, Yudian Wahyudi, tim penguji menilai penulis mampu mendeskripsikan pandangan dan penafsiran konsep Milk Al-Yamin dari Muhammad Syahrur.

“Penulis juga mengkritik teori Syahrur dari sisi linguistik dan pendekatan gender,” kata Ketua Sidang Disertasi yang juga Rektor UIN Yogya, Yudian Wahyudi, di kantornya pada Jumat lalu, 30 Agustus 2019.

Uji disertasi berjudul "Milk Al-Yamin: Muhammad Syahrur Sebagai Keabsahan Hubungan Seksual Non Marital" itu digelar pada Rabu lalu, 28 Agustus 2019. Sang penulis, Abdul Aziz, adalah dosen IAIN Surakarta.

Promotor sekaligus anggota tim penguji disertasi, Sahiron, mengatakan konsep Milk Al-Yamin yang dahulu diterapkan untuk budak kini dianalogikan dengan setiap orang yang diikat oleh kontrak hubungan intim atau seksual. Abdul Aziz pun mengeksplorasi, menganalisa, dan mengkritik pandangan Syahrur meskipun belum sempurna.

Apa yang telah dilakukan Aziz tersebut dinilai telah memenuhi unsur akademik. “Sangat memuaskan meski tidak sampai cumlaude. Nilai disertasi digabung dengan nilai kuliah."

Menurut Sahiron, Aziz berharap pandangan Syahrur bisa menjadi pertimbangan untuk diterapkan di Indonesia jika mendapatkan konsensus dari para ulama.

Disertasi yang dilatarbelakangi anti kriminalisasi terhadap hubungan intim di luar nikah itu menuai kritik dari tim penguji. Tim melihat pandangan Syahrur yang diajukan oleh Aziz problematik akibat subyektivitas penafsir yang berlebihan.

Pandangan Syahrur dipengaruhi oleh wawasannya tentang tradisi, kultur, dan sistem hukum keluarga di negara-negara lain. Subyektivitas tersebut memaksakan ayat-ayat Al Quran agar sesuai dengan pandangannya.

“Sehingga mengesampingkan obyektivitas makna teks ayat Al Quran,” tutur Sahiron.

Maka tim penguji meminta Abdul Aziz merevisi judul disertasinya dengan menambahkan kata "problematika."

Abdul Aziz menyatakan perlu waktu beberapa saat untuk merenungkan merevisi disertasinya. Dia berpendapat, para penguji UIN Yogya membayangkan sejumlah kesulitan jika konsep Milk Al-Yamin versi Syahrur diterapkan di Indonesia. Ada juga kekhawatiran dampaknya bagi moral masyarakat.

“Masih adanya pengaruh konsep-konsep keluarga secara tradisional dari pemikiran ulama klasik,” kata Abdul Aziz.

SHINTA MAHARANI

 

 

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Shinta Maharani

Lulus dari Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN Yogyakarta. Menjadi Koresponden Tempo untuk wilayah Yogyakarta sejak 2014. Meminati isu gender, keberagaman, kelompok minoritas, dan hak asasi manusia

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus