Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Dua dalang Matematika

Dua tokoh Matematika, Prof. Wirasto dan Prof.Dr. Ir. Andi Hakim Nasution. (pdk)

12 Maret 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

RAMBUTNYA sudah memutih. Berusia 69 tahun. Orang tua berkacamata itu getol mempropagandakan matematika baru. Prof. Wirasto rupanya termasuk pendukung hasil konperensi internasional matematika di Bombay, India, 1956. Konperensi itu menganjurkan pembaruan pendidikan matematika di sekolah-sekolah di Asia. Bahkan kemudian ia jadi anggota tim Indonesia untuk penulisan buku matematika tingkat SD, SMP, SMA dan SPG. Kini, setelah kurang lebih 10 tahun pelajaran matematika mengantikan berhitung dan tetap terdengar keluhan sulitnya pelajaran ini, Wirasto hanya menanggapi dengan kalem. "Faktor guru banyak berperan," katanya di rumahnya di Yogyakarta. Ia menilai berbagai penataran guru matematika yang selama ini dilakukan untuk guru SD kurang memadai. Sementara Wirasto menjadi anggota tim penatarnya. Dosen matematika di Fak. Ilmu Pasti Alam UGM sejak 1950 ini meyakinkan orang bahwa "matematika itu sama saja dengan ilmu lain, hingga tak perlu ditakutkan." Ia pun menulis buku matematika bagi orangtua dan guru, terbit 1976. "Itu didorong banyaknya keluhan ketika matematika baru pertama kali (tahun 1973) diterapkan di Indonesia," tuturnya. Tampaknya buku itu laris - kini sudah cetak ulang tiga kali. Jilid kedua buku itu menyusul terbit pada 1977, dan tahun lalu cetakan keduanya muncul. Ayah tiga anak dan kakek dua cucu ini adalah lulusan AMS bagian B. Lantas sempat ia beberapa tahun duduk di Sekolah Teknik Tinggi, Bandung - kini menjadi ITB Kecintaannya pada matematika memang dalam, hingga di luar kesibukannya sebagai dosen - ia sudah pensiun sejak 1979, tapi ditarik lagi sebagai dosen luar biasa - masih memberi kursus matematika bagi orangtua murid SD yang memerlukan. Ia juga serin diundang perkumpulan ibu-ibu untuk memberikan ceramah tentang pelajaran matematika di SD, di Yogyakarta. Semua kegiatannya itu membuat orang matematik yang gemar mendengarkan musik dan membaca karya sastra ini terpilih menerima hadiah pendidikan sebagai perintis pendidikan matematika SD, pada 1977. Sependapat dengan Wirasto adalah Prof. Dr. Ir. Andi Hakim Nasution - rektor IPB dan ketua Proyek Pengembangan Pendidikan Matematika. Ialah pentingnya peranan guru. "Dalam mengajarkan matematika di SD," kata Andi Hakim, "guru harus inovatif. Bila cara mengajarnya begitu-begitu saja murid akan bosan." Dia ikut terlibat mengganti berhitung dengan matematika. Andi Hakim, menurut keterangannya, pernah minta waktu untuk diadakan uji coba dulu. Pemerintah dulu menolaknya, karena dianggap matematika harus segera diterapkan. Kini dia optimistis dengan matematika di sekolah. "Jangan minta anak menjadi ahli teknik atau apa saja yang sederajat, bila matematika diubah menjadi pelajaran berhitung seperti dulu," katanya keras. Mengapa? "Matematika adalah sendi ilmu pengetahuan," kata Andi Hakim dalam sebuah tulisannya. "Kini boleh dikata tak ada ilmu pengetahuan yang tak bersendikan matematika." Untuk membantu orangtua murid, Andi Hakim pun mengindonesiakan buku matematika karya D. Paling dan J.L. Fox yang konon mudah dipahami. Tapi, menurut beberapa orangtua, jauh lebih gampang buku Pak Wirasto. Nyatanya buku Andi yang terbit pada 1976 itu belum dicetak ulang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus