Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotejo menyatakan menyambut baik langkah badan sepak bola dunia atau FIFA yang hanya memberikan sanksi pembekuan dana untuk Persatuan Sepak Bola Seluruh INdonesia (PSSI). Sanksi yang diberikan akibat penolakan Timnas Israel dalam perhelatan Piala Dunia U-20 itu dianggap lebih ringan dibandingkan sanksi dikucilkan dari sepak bola internasional.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut Dito, pembekuan dana FIFA Forward itu tidak akan sampai mengganggu agenda kompetisi sepak bola di Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Sangat positif. Walau menjadi pekerjaan tambahan dari sisi logistik dukungan. Tapi saya yakin untuk hal itu Ketua Umum PSSI banyak solusi dan langkah solutif," kata Dito saat dihubungi Tempo, Jumat, 7 April 2023.
Menpora akan berbicara dengan PSSI soal dampak pembekuan dana FIFA Forward
Dito Ariotedjo mengatakan dalam program FIFA Forward 3.0 tahun ini, FIFA menggelontorkan dana sebesar 5 juta dolar Amerika yang bakal dibagi-bagikan ke negara berkembang. Dito mengaku tidak mengetahui jumlah dana dibekukan untuk Indonesia.
Dito mengatakan pihaknya bakal menggelar pertemuan dengan PSSI untuk membicarakan dampak dari pembekuan dana FIFA Forward tersebut.
"Kami akan coba duduk bersama dan melihat kondisinya lebih komperhensif," kata Dito.
Selanjutnya, Ketum PSSI ucapkan Alhamdulillah
Sebelumnya, FIFA telah menjatuhkan sanksi untuk Indonesia menyusul pembatalan tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengungkapkan bahwa badan sepak bola dunia itu tidak menjatuhkan sanksi berat.
Usai bertemu dengan Presiden FIFA, Gianni Infantino di Paris, Prancis, Erick Thohir menyatakan bahwa FIFA hanya memberi sanksi administrasi kepada PSSI.
"Saya hanya bisa berucap, Alhamdulillah, atas rahmat Allah SWT dan doa dari seluruh rakyat Indonesia khususnya para pecinta sepak bola, Indonesia bisa terhindar dari sanksi berat pengucilan sepak bola dunia," ujarnya dikutip dari keterangan resmi PSSI, Kamis, 6 April 2023.
Dalam pembahasan Erick dan Gianni soal sanksi, ada beberapa poin penting yang berkaitan dengan kemajuan sepak bola Indonesia.
Sanksi administratif yang dimaksud Erick Thohir adalah dibekukannya dana FIFA Forward untuk PSSI. Ia menilai hal ini menjadi pelajaran sekaligus berkah bagi sepak bola Indonesia yang saat ini terus berbenah menuju perbaikan di semua sektor.
"Setelah saya menyampaikan pesan Presiden Jokowi, dan menjelaskan cetak biru sepak bola kita, FIFA hanya memberikan sanksi administrasi berupa pembekuan dana FIFA Forward untuk keperluan operasional PSSI. Hal itu akan di-review kembali setelah FIFA mempelajari strategi besar pengembangan sepak bola Indonesia," dalam keterangan resmi PSSI, Kamis, 6 April 2023.
"Saya sudah berusaha maksimal saat bertemu dengan FIFA. Dengan sanksi ini kami masih terus melanjutkan program transformasi sepak bola bersama FIFA," kata Erick.
Indonesia disebut tak dikucilkan dari sepak bola internasional
Erick mengatakan dengan sanksi ringan yang diberikan FIFA ini Indonesia tetap bisa berkompetisi di SEA Games 2023.
"Dengan sanksi ini, kami tidak dikasih kartu merah, tapi kartu kuning sehingga bisa bermain dan berkompetisi di SEA Games pada akhir bulan ini."
SEA Games merupakan ajang olahraga multievent yang diikuti oleh negara-negara di Asia Tenggara dan tidak termasuk dalam kalender resmi FIFA.
Dilansir dari data FIFA Match Calendar 2023-2030, hanya ada 7 turnamen yang terdapat pada kalender resmi FIFA, yaitu CONCACAF Gold Cup, AFC Asian Cup, OFC Nations Cup, CAF Africa Cup of Nations, UEFA Euro, Copa America, World Cup.
Sebelumnya FIFA telah mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Pencoretan itu dilakukan sebagai imbas dari penolakan sejumlah pihak terhadap kehadiran Timnas Israel U-20. Penolakan dilakukan sejumlah partai politik seperti PDIP dan PKS. Bahkan, dua gubernur asal PDIP, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Bali Wayan Koster, secara terang-terangan menolak jika Timnas Israel harus bertanding di wilayah yang mereka pimpin.