Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Film Dirty Vote, Bawaslu: Kalau Ada yang Belum Nonton, Kami Sarankan Tonton

Film Dirty Vote itu menjadi kritik kepada Bawaslu, karena kerja mereka adalah salah satu yang dipotret dalam film garapan Dandy Laksono itu.

13 Februari 2024 | 16.25 WIB

Anggota Badan Pengawas Pemilihan Umum atau Bawaslu Lolly Suhenty, menanggapi kenaikan tunjangan kinerja pegawai. Tunjangan kinerja itu dinaikan oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi kemarin, Senin, 12 Februari 2024. TEMPO/Ihsan Reliubun
Perbesar
Anggota Badan Pengawas Pemilihan Umum atau Bawaslu Lolly Suhenty, menanggapi kenaikan tunjangan kinerja pegawai. Tunjangan kinerja itu dinaikan oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi kemarin, Senin, 12 Februari 2024. TEMPO/Ihsan Reliubun

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Badan Pengawas Pemilihan Umum atau Bawaslu Lolly Suhenty mengakui film Dirty Vote sebagai otokritik terhadap Bawaslu. Karena film itu turut menyoroti peran pengawasan lembaga pengawas pemilu itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Film (Dirty Vote) itu menjadi kritik kepada Bawaslu, karena kerja Bawaslu salah satu yang dipotret," kata Lolly, saat ditemui di sebuah hotel di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 13 Februari 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Kritik itu, menurut Lolly, menjadi refleksi dan evaluasi terhadap kinerja Bawaslu dalam proses pengawasan pemilihan umum atau Pemilu 2024. "Kami bahkan, misalnya ada yang belum tonton, kami menyarankan supaya tonton," ujar Lolly.

Perihal film Dirty Vote yang disutradarai Dandhy Laksono itu, Menurut Lolly, menjadi bahan kritik serta otokritik terhadap penyelenggaraan pemilu yang akan dijalankan oleh Bawaslu.

Dia menyatakan, dalam konteks kinerja dan kewenangan Bawaslu, Lolly berujar, pihaknya akan selalu siap untuk mempertanggungjawabkan semua kerja yang sudah dijalankan. Terutama dalam konteks penyelenggaraan pemilu. "Yang dididik dalam film itu," ujar dia.

Film Dirty Vote menampilkan tiga pakar hukum tata negara, yaitu Bivitri Susanti, Zainal Arifin Mochtar, dan Feri Amsari. Film itu dirilis Ahad, 11 Februari 2024.

Ketiga pakar hukum tersebut menjelaskan sejumlah data dan menguraikan berbagai dugaan pelanggaran hukum yang terjadi pada Pemilu 2024. Mereka juga menjelaskan potensi-potensi kecurangan pada pesta demokrasi kali ini.

Sebelumnya Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyarankan supaya pemerintah untuk memperhatikan dengan baik kritik yang disampaikan melalui film Dirty Vote mengenai kecurangan Pemilu 2024. Ma’ruf mengatakan yang paling penting pemilu berjalan lancar dan tidak menimbulkan perpecahan.

“Saya harapkan bahwa keinginan lebih baik itu harus direspons dengan baik juga,” kata Ma’ruf Amin di Istana Wapres Jakarta usai rapat koordinasi perempuan remaja dan perempuan Majelis Ulama Indonesia pada Senin, 12 Januari 2024.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus