Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - Sejumlah fraksi partai politik di Dewan Perwakilan Rakyat mulai melakukan lobi pembagian kursi alat kelengkapan Dewan periode 2019-2024. Alat kelengkapan DPR tersebut terdiri atas 11 komisi, 5 badan, dan 1 mahkamah kehormatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Muhammad Nasir Djamil, meyakini setiap fraksi sudah menyiapkan orang-orangnya. "Sekarang fraksi-fraksi melakukan komunikasi politik terkait mereka mendapatkan apa," kata dia, kemarin. Ia mengatakan komunikasi antarfraksi saat ini masih cair. Ia optimistis pembahasan tidak akan sepanas pembentukan alat kelengkapan Dewan periode 2014-2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rapat pimpinan DPR perihal pembentukan alat kelengkapan Dewan telah dilaksanakan pada Senin lalu. Dalam rapat itu, Ketua DPR Puan Maharani mengatakan pembentukan alat kelengkapan Dewan periode ini akan disusun secara proporsional sesuai dengan perolehan kursi masing-masing partai politik di parlemen. Puan juga optimistis kisruh penyusunan alat kelengkapan Dewan pada periode 2014-2019 tidak akan terjadi kembali. "Saya berharap semua proses ini tetap akan kita lakukan dengan musyawarah-mufakat," kata dia.
Mekanisme pemilihan pemimpin alat kelengkapan Dewan yang merujuk pada perolehan kursi di DPR ini memungkinkan partai pemenang pemilihan umum memiliki kesempatan memilih posisi yang diincar. Selanjutnya diikuti oleh partai yang berada di peringkat kedua, dan seterusnya.
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan sebagai partai pemenang pemilu bakal memiliki peluang paling besar. Sekretaris Fraksi PDIP, Bambang Wuryanto, memprediksi partainya bakal mendapat 4 kursi ketua dan 14 wakil ketua di alat kelengkapan Dewan. PDIP mengincar sejumlah komisi penting, antara lain Komisi X yang membidangi pendidikan dan Komisi IV yang membidangi pertanian. Selain itu, PDIP mengincar posisi Ketua Badan Anggaran.
Sekretaris Jenderal NasDem, Johnny Gerald Plate, mengatakan pembentukan alat kelengkapan Dewan akan berpengaruh pada kinerja DPR ke depan. Ia berharap pembentukan tersebut lebih mengutamakan pertimbangan peningkatan kinerja DPR. "Pimpinan alat kelengkapan Dewan harus bisa meningkatkan kinerja DPR RI," ujarnya.
Semua fraksi yang mengharapkan posisi di alat kelengkapan Dewan mesti mempersiapkan orang yang benar-benar memiliki kualitas legislasi yang mumpuni. Ia mengklaim hal itu sudah dilakukan oleh Fraksi Partai NasDem. "NasDem mempersiapkan orang-orang yang mampu untuk mendorong kinerja DPR RI, nanti akan disampaikan melalui pimpinan fraksi," ujarnya.
Politikus Partai Persatuan Pembangunan atau PPP, Achmad Baidowi, mengatakan partainya tengah melakukan lobi politik agar bisa menempatkan pimpinan di sejumlah alat kelengkapan Dewan. Ia juga menjanjikan bahwa sosok yang disiapkan oleh fraksinya memiliki kompetensi sesuai dengan bidang yang diincar. "PPP menempatkan kader sesuai kompetensinya," tutur dia.
Kursi yang dibidik PPP adalah posisi pimpinan di Komisi II dan Badan Legislasi. PPP telah menjalin komunikasi dengan partai-partai lain di koalisi pemerintah untuk bisa memperoleh posisi tersebut. Dewan menargetkan pembentukan alat kelengkapan Dewan selesai pekan ini. "Insya Allah dalam minggu ini sudah tuntas," kata Baidowi.
Sementara itu, Ketua Fraksi Golkar Kahar Muzakir mengatakan partainya tidak memiliki target khusus di pimpinan alat kelengkapan Dewan. Berdasarkan hitung-hitungan sementara, Fraksi Partai Golkar hampir bisa dipastikan bakal mendapat posisi wakil ketua di 11 komisi dan enam badan. Fraksi koalisi partai pendukung pemerintah saat ini sedang berkomunikasi dengan fraksi partai di luar koalisi. "Tapi belum ada hasil bulat," ujarnya. STEPANUS I NYOMAN ARY WAHYUDI (MAGANG) | BUDIARTI UTAMI PUTRI | ANTARA | AGUNG SEDAYU
Fraksi Mulai Melobi Pembagian Kursi Alat Kelengkapan Dewan
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo